Mohon tunggu...
Purwoshop Purwo Subagiyo
Purwoshop Purwo Subagiyo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Online Photography Consultant I @fotokitanet's columnist I In love with photo journalism \r\n\r\n@purwoshop I purwoshop@gmail.com\r\nwww.purwoshop.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Gaya Fotografi Timur Angin

12 Oktober 2013   08:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:39 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timur Angin/Maros Beberapa tahun yang lalu saya cukup beruntung bisa berada dalam satu perjalanan ekspedisi fotografi bersama salah satu fotografer idola saya om Timur Angin. Ekspedisi yang diberi nama Toraja Rock Art 2009 kerja sama antara National Geographic Indonesia dan Sony Indonesia itu berlangsung selama kurang lebih lima hari dengan tujuan utama Tana Toraja via Makassar. Timur Angin saat itu membawa kamera sendiri dan hanya berbekal satu lensa 50mm saja. Dirinya sempat berbicara kepada saya memang akan mendokumentasikan perjalanan kali ini dengan konsep satu lensa. Padahal dalam ekspedisi kali ini saya membawa banyak sekali lensa dengan range yang banyak dan beragam. Tapi justru itu yang membedakannya dari peserta yang lain, fotonya memiliki gaya yang berbeda. Foto pembuka di atas di foto oleh Timur di daerah Maros. Tujuan utama waktu itu ingin berkunjung ke sebuah goa yang masih terdapat tulisan/cap tangan di dinding goa. Dalam perjalanan menuju kesana, ada aktivitas dari warga lokal yang melintas di perjalanan. Dalam sebuah lapangan yang luas dibawah terik matahari rombongan meminta untuk mengabadikan momen tersebut. Timur memotret seorang ibu yang membawa kayu bakar. Kalau diperhatikan, angle pengambilan yg simetris dengan fokus ditengah inilah yang menjadi gaya tersendiri darinya dan nanti bisa juga dilihat dari foto yang lainnya. Untuk lebih memudahkan secara visual “gaya” fotografi Timur, coba kita simak beberapa karya lainnya.

Timur Angin
sawah toraja
sawah toraja
Timur Angin
petani toraja
petani toraja
Timur Angin
Rumah Toraja
Rumah Toraja
Timur Angin
Sawah Gersang Toraja
Sawah Gersang Toraja
Timur Angin Bagaimana? Sudah melihat pendekatannya? Karakter tersebut menurut saya akan menjadi gaya yang melekat dalam diri seorang fotografer. “Gaya” ini menjadi penting karena akan membuat foto kita lebih berkarakter, memiliki jiwa dan imaji yang kuat. Minimal pendekatan ini memiliki kepuasan pribadi buat sang fotografernya sendiri, kalau bisa disampaikan ke pembaca dan sama pesannya tentu akan lebih baik lagi. Nah bila kita telah memiliki “gaya” tersebut makan akan lebih mudah untuk membuat variasi komposisi foto dengan pendekatan lainnya. Bisa dengan sudut, perbandingan atau yang lain sesuka kita. Namun dengan variasi yang ada tetap “gaya” tersebut akan membuat foto kita memiliki pesan yang kuat meskipun dalam aktivitas atau momen yang sederhana sekalipun.
Rambu Solo/Timur Angin
Rambu Solo/Timur Angin
Rambu Solo/Timur Angin
Rambu Solo Toraja
Rambu Solo Toraja
Timur Angin Dengan lensa 50mm tentu akan sangat sulit untuk mencari dan mengkomposisikan gambar dengan cepat dan baik seperti semua foto karya Timur di atas. Nah justru dengan tantangan itulah menjadi penting apabila kita telah memiliki “gaya” agar lebih mudah dan cepat mengkonsep foto ketika berhadapan dengan momen apapun. Sebagai penutup, saya sangat suka sekali dengan foto om Timur yang satu ini.

Itulah sedikit catatan saya terkait “gaya” fotografi seorang Timur Angin. Apakah Anda melihat hal yang sama? Ditunggu komentar dan pendapatnya yah

:)
:)
Salam Purwo Subagiyo @purwoshop NB: Timur Angin dikenal sebagai fotografer komersial untuk iklan dan film. Beberapa film besar telah didokumentasikannya antara lain Ungu violet, GIE, Laskar Pelangi, hingga sang pemimpi. Saat ini dia sedang menggarap sebuah project situs stok foto yang lebih “Indonesia” banget
:)
:)
. Selain itu disela-sela kesibukan komersialnya Timur memilih menikmati foto perjalanan dan lebih nyaman memotret manusia ketimbang benda. Karya fotonya terkait film akan tayang segera yaitu “Jalanan” sebuah dokumentasi kehidupan musisi di jalanan ibu kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun