Mohon tunggu...
Purwoko Agung Nugroho
Purwoko Agung Nugroho Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta

Saya seorang pembelajar yang ingin terus belajar di sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Puluh Tahun Tinggal di Daerah Sumatera Utara

31 Januari 2024   08:16 Diperbarui: 31 Januari 2024   08:17 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : pexels.com

Tahun 2004 kami tiba di bandara Polonia Medan dan disambut oleh pimpinan salah satu STT yang terbaik di sumatera Utara.

Penyambutan yang hangat dan penuh kasih mesra di dalam Tuhan. Kami datang sebagai utusan Injil.

Lima tahun kami bertugas dan mengajar di STT oikumene injili sidikalang. Kami dipercayakan untuk mengajar beberapa mata kuliah. Udara dingin di sidikalang membuat kami betah untuk berdomisili di tempat tersebut. Tempat yang menurut kami sangat cocok untuk belajar dan mengajar. Setelah 1 term melayani di sidikalang, maka kami melanjutkan pelayanan ke Brastagi kemudian siborong borong.

Tahun 2011 kami mutasi pelayanan ke Langkat tepatnya di Sei sekala. Untuk mencapai tempat itu ditempuh selama 1 jam perjalanan dengan naik sepeda motor atau mobil dari kota Medan. Kami tetap melayani di bidang pendidikan tinggi teologi. Kami dipercayakan untuk mengajar beberapa mata kuliah dan tentunya sesuai dengan spesialisasi kami dan juga ambil bagian dalam pelayanan komsel gereja.

Oh ya, anak anak kami dapat sekolah dan kuliah. Dua anak kami sudah selesai kuliahnya dan satu sudah bekerja. Kami merasakan berkat Tuhan yang sungguh besar karena taat kepada pimpinan Tuhan.

Dua puluh tahun tinggal di sumatera Utara dengan berkat Tuhan yang besar dan kami hanya mengikuti pimpinan Tuhan saja.  

sumber gambar : pexels.com
sumber gambar : pexels.com

Perbedaan budaya, bahasa dan makanan dapat kami atasi dengan cara menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat. Saat kami melayani di suku Batak Toba maka kami menjadi orang batak toba. Sekarang kami tinggal di antara suku Karo maka kami pun belajar menjadi orang karo. Belajar beradaptasi dengan masyarakat setempat dan tetap menjaga kearifan lokal. Di mana bumi dipijak disitu bumi dijunjung. Keramahtamahan masyarakat setempat sangat mendukung kami selama dua puluh tahun tinggal di daerah sumatera Utara.

 sumber gambar : pexels.com
 sumber gambar : pexels.com

 Kami akan taat kepada Tuhan yang telah mempercayakan tugas pelayanan ini kepada kami. Dua puluh tahun tinggal di daerah sumatera Utara dan kami terus berharap agar dapat tinggal di daerah sumatera Utara ini seterusnya dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun