Pemerintah Mesir mengumumkan bahwa mega proyek Terusan Suez akan dibiayai oleh sertifikat investasi yang dijual pada masyarakat Mesir. Mega proyek yang telah diresmikan pada 6 Agustus 2015 ini menelan biaya sebesar US$ 8,4 Milyar, atau setara dengan 60 Milyar Pound Mesir. Awalnya, proyek perluasan kanal dan terowongan Terusan Suez ini dibiayai melalui pasar saham IPO yang memungkinkan kepemilikan parsial oleh pihak swasta.
Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya proyek ini dibiayai oleh pembelian sertifikat investasi oleh masyarakat Mesir sendiri. Pembelian sertifikat ini juga diperbolehkan untuk masyarakat Mesir yang tinggal di luar negeri. Kementerian Keuangan Mesir bertindak sebagai penjamin bagi Otoritas Terusan Suez (Suez Canal Authority) yang bertanggungjawab atas keuntungan bagi pemegang sertifikat investasi.
Ada beberapa pertimbangan yang dipertimbangkan mengapa Pemerintah Mesir lebih memilih pembiayaan mandiri (pembelian sertifikat investasi oleh masyarakat Mesir). Pembiayaan melalui sertifikat investasi dinilai lebih dekat dengan obligasi konvensional. Waktu dan regulasi yang dibutuhkan untuk pengeluaran sertifikat investasi juga lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pengeluaran saham.
Selain itu, terdapat permasalahan terkait investasi (saham) pada Terusan Suez di masa lampau. Karena revolusi tahun 1952, Presiden Abdul Nasser menasionalisasikan Terusan Suez yang mengakibatkan para investor tidak terdorong untuk berinvestasi, sehingga akan lebih baik jika mengeluarkan sertifikat investasi untuk memikat minat investor.
Akan tetapi beberapa pakar menilai pembiayaan melalui pembelian saham akan lebih mudah karena saham akan dijual bebas di pasar Mesir dan hal itu tidak membebani keuangan negara untuk membayar bunganya.
Pembiayaan oleh masyarakat ini menguntungkan pemerintah karena pemerintah tidak perlu dibebani dengan hutang luar negeri, dan bisa menjadi kebanggan tersendiri apabila proyek sebesar itu mampu didanai secara mandiri oleh masyarakat. Masyarakat Mesir diminta untuk membeli sertifikat senilai E£ 10, E£ 100 atau E£ 1000, sehingga juga memungkinkan untuk pelajar berinvestasi dalam proyek dengan investasi terkecil. Namun pemerintah akan terbebani dengan pembayaran bunga untuk pemegang obligasi.
Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Obligasi Konvensional yaitu “Surat berharga jangka panjang yang bersifat hutang yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan kewajiban membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo”.
Dalam penerbitan obligasi, Perusahaan besar dapat menerbitkan obligasi (bonds) yaitu sekuritas hutang jangka penjang yang dibeli investor. Dalam hal ini, perusahaan besar yang menerbitkan obligasi adalah Otoritas Terusan Suez dengan jaminan dari Kementerian Keuangan dan pemegang obligasi sekaligus kreditor adalah masyarakat Mesir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H