Mohon tunggu...
Purwi Sektiningsih
Purwi Sektiningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

hobi saya menyanyi.Minat konten kedunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru BK di Era Society 5.0

29 Mei 2023   09:01 Diperbarui: 29 Mei 2023   09:19 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Society merupakan konsep tentang kehidupan  manusia yang dipermudah dengan teknologi. konsep ini dikembangkan oleh Jepang untuk menjelaskan visi masa depan masyarakat yang digerakkan oleh teknologi tinggi. Konsep ini menggabungkan teknologi tinggi seperti IoT, AI, dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengatasi masalah global seperti perubahan iklim dan pengangguran dan juga menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan perlindungan data dan lingkungan.

Dengan adanya society 5.0 dikhawatirkan menurunkan peran dan karakter manusia utamanya adalah peserta didik. Perubahan yang mendasar tersebut menuntut profesi konselor untuk terus mengembangkan diri dalam pemanfaatan teknologi yang ada dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling,seperti e-counseling misalnya.Dahulu,proses konseling hanya dapat dilaksanakan konselor dengan bertatap muka secara langsung,namun sekarang dapat lebih bervariasi.Hal ini mendorong konselor sebagai agen perubahan pada ranah pendidikan.

Konselor harus selalu beradaptasi terhadap banyaknya teknologi terkini yang bisa menunjang dalam pemberian layanan bimbingan konseling. teknologi tinggi tren otomasi dan pertukaran data seperti internet of things (IoT), sistem cyber-fisik, komputasi awan, dan komputasi kognitif telah menimbulkan dampak pada kehidupan manusia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas. Untuk itu pada masa society 5.0 tersebut guru bk  dituntut agar memiliki kecakapan abad 21 yakni 4C antara lain kompetensi berkomunikasi (communication), kolaborasi (collaboration) , kreativitas (creativity) dan berpikir kritis tingkat tinggi (critical thinking).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun