Tidak dipungkiri Budaya Bullying sangat sulit untuk dihilangkan dikalangan "Pelajar", ini disebabkan karena mereka sudah pernah menjadi korban Senioritas dari Kakak Kelas Mereka terdahulu , dan ditularkan lagi Budaya tersebut Kepada Adik tingkat mereka yang merupakan junior di Sekolah.
Budaya Bullying itu Sendiri bisa dilihat melalui Perilaku yang tampak  dalam keseharian Pelajar , seperti saling mengejek, memaki, mencemooh , melakukan kekerasan fisik dan lain sebagainya.Hal tersebut menimbulkan dampak bagi korban Bullying seperti Trauma, minat untuk Belajar disekolah menjadi berkurang dan bisa juga terjadinya cacat secara fisik.
Ini sangat sulit untuk dihilangkan , karena remaja sebagai Pelajar sangat takut untuk memulai untuk bercerita kepada orang terdekatnya mengenai tindakan bully yang mereka dapatkan disekolah,karena mereka merasa "takut" akan dampak bila ia bercerita  kepada orangtua ataupun guru, anggapan mereka mengatakan  bisa saja Pembully justru akan semakin menyakiti mereka.
Hal ini tidak dapat kita biarkan terus menerus menjadi Budaya , karena dikhawatirkan akan mengganggu Perkembangan fisik ,psikologis,dan emosional bagi Pelaku bully maupun Korban itu sendiri, maka sekolah melalui guru BK sudah sepatutnya mendorong Pelajar untuk memutus bullying dengan cara yang tepat
Apa sajakah yang dapat guru BK lakukan sebagai upaya untuk menghilangkan Budaya Bullying disekolah???
Ya,Pertanyaan ini begitu menarik untuk Kita bahas sebagai Praktisi Pendidikan. BK sebagai konselor sekolah harus dapat berperan aktif dalam upaya tersebut diantaranya dengan 'Pertama' dengan Pendekatan Persuasif yang mana anak diajarkan untuk saling menghormati antara senior dan junior , melalui pembiasaan Senyum,Salam,Sapa antar warga sekolah ,sehingga mereka akan terbiasa saling menghormati antara senior maupun juniornya, agar tidak ada lagi pembeda antar keduanya sebagai warga sekolah,'Kedua' dapat diadakan sosialisasi melalui layanan klasikal kelas besar dengan tema kesadaran dan pemahaman akan 'Dampak Negatif dari Bullying,"Ketiga "libatkan "konseling teman sebaya ' mencegah dan menangani  kasus bully yang terjadi agar informasi bisa didapat guru BK secara akurat,dan terakhir perlu adanya Asessment tes kepada peserta didik yang berisi pertanyaan secara tertulis dengan harapan untuk mengungkap peserta didik yang enggan bercerita secara langsung kepada oranglain dan hasilnya ditindak lanjuti sebagai upaya pemberian Konseling individual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H