Mohon tunggu...
Purwanto Hadi
Purwanto Hadi Mohon Tunggu... Administrasi - Guru dan Penembang Jawa

"....jangan menunggu sempurna untuk berkarya..."

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Krisis Kepercayaan Diri, Caleg PDI-P Galau

4 Januari 2014   14:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13888222021548359130

[caption id="attachment_288245" align="aligncenter" width="606" caption="Awas Jangan Salah Pilih (news.liputan6.com)"][/caption] Ada kegalauan di kalangan caleg PDI-P yang akan bertarung pada 9 April mendatang. Mereka sewot lantaran PDI-P tidak akan mengumumkan capres sebelum pileg. Bagi mereka ini merugikan, capres mestinya berkontribusi dalam memenangkan caleg dalam pileg, sebaliknya caleg itulah yang berkontribusi dalam memenangkan pilpres.

“Kader yang menang dalam Pemilu akan dibebani untuk mendukung kemenangan calon Presidennya, padahal calon Presiden tersebut tidak memberikan kontribusi untuk kemenangan caleg-caleg partai." ujar seorang caleg DPR RI dari PDI-P di Dapil Jabar II (detikcom, 4/1/14).

Sekilas alasannya memang logis, bagi caleg tersebut azas gotong royong dan keadilan harus ditegakkan. Capres membantu memenangkan caleg, nanti pada gilirannya para caleg inilah yang akan memenangkan capres yang diusung partai di dapil masing-masing. Kalau capres di deklarasikan setelah pileg, otomatis para caleg ini akan berjuang sendirian untuk mendudukkan dirinya sendiri dan memenangkan partai. Padahal kemenangan partai dalam pileg sangat strategis dalam rangka persyaratan mengusung capres.

Tapi sebenarnya ada alasan mendasar yang membuat para caleg PDI-P bersikap seperti itu, yaitu krisis kepercayaan diri. Caleg-caleg itu tidak percaya diri lantaran tidak mempunyai ‘sesuatu’ yang akan ditawarkan ke rakyat. Mau menawarkan program, tak punya terobosan yang bagus. Mau menjual janji, ehm sudah tidak ada yang percaya. Mereka sangat mengharapkan Jokowi dideklarasikan sebelum pileg, sehingga mereka bisa ‘menjual Jokowi’. Popularitas dan elektabilitas Jokowi yang menjulang, bagi para caleg itu ‘sangat seksi’ untuk di jual. Dengan demikian mereka akan mendapat simpati dari rakyat. Pendek kata mereka ingin ‘nebeng’ dibalik popularitas Jokowi. Lihat saja pada baner-baner caleg itu, foto-foto narsis itu hampir selalu menggunakan Jokowi sebagai backdrop.

Coba tayakan pada mereka, seandainya capres yang akan dideklarasikan tidak sepopuler Jokowi, apakah mereka tetap menghendaki deklarasi capres sebelum pileg?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun