Suatu ketika diakhir bulan Juli yg panas ditahun 2021 ini, aku hendak pergi kerumah teman di daerah  desa Pagerwojo, Sidoarjo kota, dekat dengan makam KH. Ali Mas'ud atau  Mbah Ud.Â
Ditengah perjalanan, disisi kiri jalan beraspal yg berdebu, aku lihat ada seorang remaja laki - laki sedang menjual pentol colok. Dia duduk di kursi plastik dibelakang rombongnya dan nampak sedikit berkeringat karena udara memang panas.Â
Dia  melihat HPnya dan ada sebuah buku dipangkuannya.  Aku menduga anak ini baru lulus SMA atau sedang kuliah semester awal.Â
"Dek, pentol sepuluh ribu." Dengan cekatan dia mengambilkan pentol pesananku dari dandangnya. Â Sambil menunggu dia, aku iseng bertanya:" alumni mana, dek? "Dia menjawab :" masih sekolah, Pak!" Akupun bertanya lagi:" Sekolah dimana?" Dia menjawab:" SMA Negeri Krian, Pak. ". Aku bertanya lagi: " kelas berapa?" Dia menjawab:" kelas sebelas, Pak?". " Lho, kalau jualan gini, sekolahnya gimana?" Dia menjawab:" kan, daring, Pak ?". Ow, iya lupa, Daring ".Â
Singkat cerita, percakapan kami yang singkat itu meninggalkan kesan mendalam dihatiku. Aku merasa telah bertemu seorang anak remaja hebat penjual pentol colok. Anak ini cerdas. Bukan kecerdasan akademisnya yang kumaksud tapi kecerdasannya ada pada pandai memanfaatkan peluang. Dia berjualan pentol sambil tetap bisa bersekolah karena pembelajarannya daring. Dengan begitu dia telah melakukan lima hal positif:
1. Mendapatkan penghasilan tambahan sambil tetap sekolah
2. Membantu meringankan keuangan orang tuanya. Kita tahu disaat pandemi virus Corona ini banyak orang yg penghasilannya merosot atau bahkan kehilangan pekerjaan karena banyak tempat usaha yg bangkrut disaat pandemi ini.Â
3. Dia telah belajar berbisnis di usia muda.
4. Dia telah sukses mengalahkan rasa takut, malu, malas dan dan manja (TM3) yg menjadi penyebab banyak anak remaja lain seusia dia gengsi berjualan mencari nafkah. Apalagi berjualan pentol colok dipinggir jalan dimasa pendemi seperti anak ini. Dimasa pandemi seperti ini banyak yg malah hanya main game dirumah sedangkan kedua ortunya kebingungan pendapatannya menurun.
5. Dia bernyali besar berani mensiasati  penyebaran virus corona dan kewajibannya mengikuti pembelajaran disekolahnya yang daring dengan berjualan sambil tetap mengenakan masker di jam pembelajaran sekolah.
Entah dia terpaksa berjualan karena tidak punya uang karena ortunya kurang mampu atau dia memang berjiwa bisnis baik, yg jelas dia anak inspiratif.