"Bibi lihat!" Seru keponakan saya, Dika. "Itu bapaknya temanku namanya Gunawan, Bi" lanjutnya.Â
Sejujurnya hati ini nelangsa. ya, setiap orang akan merasa itu menyedihkan jika melihat seorang bapak tua dengan pakaian compang, memanggul karung besar yang tak lain hanyalah sampah. Ditambah teriknya panas matahari.Â
"Gunawan rumahnya dimana?" Tanya saya memancing Dika bercerita banyak.
"Tuuh!" Menunjuk rumah yang baru saja kami lewati.
Deg.Â
Hati saya sejujurnya macam ketiban berton-ton apalah namanya. Yang jelas saya segera melapor pada Mama dirumah.
"Mama tahu, tahu gaaak?"
"Tahu apa, kamu ini datang coba kasih salam dulu.. Nih goreng tahu!"Â
"Barusan aku lihat pemulung mungut kaleng bekas, Mama tahu dia siapa?
Saya yakin pasti tahu kalau bapak pemungut sampah yang baru dikata Dika adalah tetangga kami.Â
Ya iyalah, kata Rasul, disebut tetangga jika masih terhitung 40 rumah dari kanan-kiri, depan-belakang rumah kami.Â