Mohon tunggu...
Tiyan Purwanti
Tiyan Purwanti Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Paruh Waktu dengan Segala Kebaikan

5 Mei 2017   13:05 Diperbarui: 8 Mei 2017   12:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nanti kesini ya, bawa Ikan”

Besoknya..

“Nanti kesini ya, bawa sayur”

Nanti kesini ya, nanti kesini ya, dan begitulah seterusnya.

“Sudah cukup Bude.. saya tidak enak, tidak kasih apa-apa ke Bude.”

“Kamu ini nolak-nolak rezeki, kalau dikasih itu ambil. Emangnya bude gak kenal orangtuamu, bapak sama mamamu itu teman bude juga. Gak usah malu-malu kayak kucing begitu. Bude gak suruh kamu bayar saja kok. Kalau besok bude kasih lagi harusnya kamu ngomong begini “Aduh bude.. sekalian sama tempatnya saja” begitu..”

Saya tertawa bersama para pedagang yang ramah.

Ke-esokannya..

“Bawa sayur ya, Nduk..”

“Oke, saya beli sawi plus kangkung sepuluh ribu” (satu ikat sawi buat campuran mie, satu ikat kangkung buat kelinci, maksudnya begitu) tetapi yang saya dapatkan ampun-ampunan. Tiga ikat sawi dan kangkung lima ikat. Gileeee!!

“Bude.. nanti saya gak bisa bawa pulang, apa pula pikir bos saya nanti..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun