Mohon tunggu...
Purwanti Asih Anna Levi
Purwanti Asih Anna Levi Mohon Tunggu... Sekretaris - Seorang perempuan yang suka menulis :)

Lulusan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) UNIKA Soegijapranata Semarang dan sedang belajar menulis yang baik :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Ceritaku: Pengalaman Membangun Usaha di Masa Pandemi Covid-19

4 November 2021   11:51 Diperbarui: 5 November 2021   08:53 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat badai pandemi Covid-19 datang melanda, pemerintah terpaksa menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020 dan dilanjutkan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada tahun 2021 dengan tujuan untuk memutus mata rantai virus Covid-19. Keharusan melakukan social distancing untuk menghambat penyebaran virus Covid-19 tersebut berdampak sangat besar pada perekonomian masyarakat karena sebagian besar terkena pemutusan hubungan kerja dan hampir seluruh sektor usaha di Indonesia runtuh.

Saya juga mengalami dampak pandemic Covid-19. Saya memiliki pekerjaan tetap di suatu lembaga. Lembaga tempat saya bekerja juga terdampak pandemi Covid-19. Biasanya sebelum masa pandemi Covid-19 lembaga tersebut banyak mengerjakan proyek-proyek dari pihak lain, namun sekarang tidak lagi. Dengan demikian pendapatan lembaga berkurang. Hal ini secara otomatis berimbas juga pada menurunnya pendapatan saya sebagai karyawannya.

Selama masa pandemi Covid-19 mobilitas saya menjadi terbatas dan lebih banyak beraktifitas di rumah saja. Saya berpikir keras kira-kira peluang apa yang dapat saya manfaatkan di tengah situasi seperti ini. Munculah semangat, inspirasi dan harapan untuk memulai usaha dari rumah di masa pandemi. Sebagai persiapan, saya melakukan riset kecil-kecilan. Dari hasil riset tersebut, saya memperoleh gambaran tentang apa-apa yang harus saya lakukan untuk membangun usaha baru, antara lain:

  • Pertama, harus mencari usaha yang potensial. Era Revolusi Industri 4.0. yang memfasilitasi perkembangan teknologi informasi memunculkan maraknya bisnis online baik di marketplace maupun media sosial. Dari hal ini saya melihat potensi untuk membuka bisnis online. Kemudian saya harus menentukan produk apa yang akan saya jual sesuai selera dan kebutuhan masyarakat jaman sekarang.
  • Kedua, memilih usaha yang ringan modalnya. Dengan mempertimbangkan peluang bisnis fashion yang tidak pernah mati, saya memutuskan untuk berbisnis tas perempuan. Pertimbangan yang lain juga karena terkait dengan hobi saya mengoleksi tas. Saya telah memiliki koleksi puluhan tas yang di masa pandemi ini sangat jarang dipakai karena saya lebih banyak berkegiatan di rumah saja. Daripada tas menumpuk tidak dipakai, maka saya memutuskan untuk menjualnya saja. Dengan demikian saya tidak perlu mengeluarkan banyak modal untuk memulai bisnis online shop saya. Cukup bermodalkan smartphone dan kuota yang saya pakai sehari-hari. Pada tanggal 22 Agustus 2020 saya mulai membuka bisnis online saya Levi Online Shop di Shopee: https://www.shopee.co.id/levi.onlineshop dan Tokopedia: https://www.tokopedia.com/levionlineshop. Pada tahun 2021 saya memperluas jejaring marketplace dengan membuka onlin shop di Lazada: https://www.lazada.co.id/shop/levi-onlineshop dan di Blibli: https://www.blibli.com/merchant/ShareStore/LEO-70048.  
  • Ketiga, menjalankan usaha yang paling memungkinkan. Dengan kondisi pandemi yang masih membatasi banyak aktifitas masyarakat, saya memilih bisnis yang paling memungkinkan dijalankan di tengah situasi seperti ini yaitu bisnis online dibandingkan dengan bisnis offline. Pertimbangan saya adalah karena sebenarnya saya masih memiliki pekerjaan tetap dan usaha tersebut hanya sebatas pekerjaan yang diselesaikan di luar pekerjaan sehari-hari (side hustle). Saya dapat mengatur waktu untuk mengelola online shop saya secara fleksibel di mana saja dan kapan saja di sela-sela mengerjakan pekerjaan utama. Dengan demikian terjadi win-win solution di mana pekerjaan utama saya tidak sampai terganggu dan bisnis online saya juga dapat berjalan dengan baik.
  • Keempat, mengoptimalkan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut. Saat ini hampir semua orang menggunakan media sosial untuk saling berinteraksi. Kondisi ini saya manfaatkan untuk berpromosi dan memasarkan bisnis saya. Untuk meningkatkan pengunjung online shop saya di marketplace Shopee dan Tokopedia, setiap hari saya melakukan promosi dan memasarkan produk tas saya dengan mengunggah foto-foto produk dan link online shop Shopee dan Tokopedia saya di Facebook, Instragram dan Whatsapp. Selain memiliki akun Facebook pribadi, saya juga membuka halaman Facebook Fan Page https://www.facebook.com/levionlineshopsalatiga dan mengundang teman-teman saya untuk mengikuti Facebook Fan Page saya yang berisi promosi produk-produk saya. Saya juga mengikuti berbagai group jual beli, baik di Facebook maupun Whatsapp. Harapan saya dengan gencar menawarkan produk berkualitas di berbagai media dan memberikan layanan yang baik, bisnis saya kelak dapat terbantu dari promosi dan pemasaran dari mulut ke mulut. Ibarat menebar jala, suatu saat pasti ada satu dua ikan yang terjala dan dapat saya bawa pulang. Saya terus berusaha memasarkan bisnis saya tanpa gengsi dan optimis suatu saat nanti bisnis saya akan berkembang menjadi besar.
  • Kelima, ekspansi perlahan sesuai perkembangan bisnis. Saya terus berusaha menjalankan bisnis saya sekuat daya upaya saya. Saya optimistis suatu saat nanti bisnis saya akan menjadi maju dan berkembang menjadi besar. Namun demikian saya tidak akan tergesa-gesa membesarkan bisnis dengan menggelontorkan modal banyak, misalnya. Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian lesu seperti sekarang ini, semua langkah ekspansi bisnis perlu dihitung secara lebih cermat dan tidak dapat ditempuh dengan tergesa-gesa. Ekspansi bisnis yang saya lakukan saat ini ada 2 macam. Pertama: saya menerima titip jual tas, sepatu, dan baju dari teman-teman saya, dengan demikian saya dapat menambah produk tanpa harus mengeluarkan modal. Kedua: saya menjadi drop-shipper tas dan sepatu impor serta pakaian muslim melalui Instagram di https://www.instagram.com/levi_onlineshop. Sebagai drop-shipper saya hanya bertugas mempromosikan dan memasarkan produk dari supplier saya tanpa harus menyetok produk. Jika ada pembeli, supplier-lah yang akan mengurus pengiriman produknya ke pembeli.
  • Saat ini lebih baik saya mencari pelanggan sebanyak-banyaknya dulu. Saya lebih suka bermain aman dengan menerapkan prinsip efisiensi. Semua strategi bisnis perlu dijalankan dengan mengoptimalkan modal yang ada dengan kreatifitas untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Kelak, saat perekonomian sudah mulai bangkit dan stabil, baru saya akan lebih berani berekspansi dan mengeluarkan modal lebih besar.
  • Pemerintah telah meluncurkan berbagai program stimulus untuk membantu pelaku UMKM terdampak pandemi Covid-19, seperti program bantuan UMKM BPUM dan bantuan sosial UMKM terdampak pandemi Covid-19. Pada bulan Maret 2021 saya mendapat dana bantuan UMKM BPUM sebesar Rp 1,2 juta. Dana bantuan tersebut saya gunakan untuk kulakan beberapa produk tas. Pada bulan September 2021 saya juga menerima dana bantuan sosial dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 200.000 untuk tahap I. Pada bulan Oktober 2021 akan diberikan bantuan sosial tahap II. Saya kira dukungan program stimulus dari pemerintah tersebut menambah optimisme saya bahwa usaha saya akan berhasil melewati masa pandemi Covid-19 dengan selamat dan pada akhirnya dapat semakin maju.
  • Saya juga mengikuti berbagai webinar program pelatihan untuk UMKM baik yang diselenggarakan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga keuangan, lembaga swadaya masyarakat, marketplace, maupun media untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan keterampilan saya dalam mengelola usaha.

Perempuan yang mandiri ekonomi adalah perempuan teladan, optimis dan produktif (TOP) dalam arti menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat, optimis dalam menyongsong masa depan yang lebih baik melalui kegiatan produktif ekonomi.

Ketika saya sebagai perempuan dapat produktif secara ekonomi, misalnya memiliki penghasilan dari pekerjaan dan usaha, maka saya optimis hal ini dapat berpengaruh cukup kuat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Dengan demikian, daya tawar saya dapat meningkat dan menjadi teladan dalam keluarga dan masyarakat. Saya dan kepala keluarga dapat mengontrol perekonomian keluarga bersama-sama, sehingga beban ekonomi keluarga tidak terlalu membebani salah satu pihak. Pada akhirnya harapan saya adalah agar keluarga saya dapat selamat melewati krisis di masa pandemi Covid-19 ini dan usaha saya semakin maju sehingga masa depan yang gemilang ada di genggaman tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun