Serangga kecil berwarna merah dengan totol-totol hitam ini memang nampak cantik. Serangga cantik dari famili Coccinellidae ini dikenal dengan nama kumbang koksinelid (harmonia octomaculata). Kumbang ini disebut juga kumbang lembing. Dalam bahasa Inggris disebut ladybug (*aneh, mosok yang cowok disebut lady juga yah atau ladyboy? #eh).
[caption id="attachment_351634" align="aligncenter" width="300" caption="dok.taniorganik.com"][/caption]
Apa sih manfaat si kecil merah totol ini?
Sering kita membaca atau menonton liputan tentang petani yang gagal panen karena padinya dimakan hama wereng, terutama wereng coklat. Nah, ternyata meskipun kecil kumbang lembing ini mampu membantu petani mengendalikan hama wereng, tidak hanya wereng coklat tapi juga jenis wereng lain.
[caption id="attachment_351639" align="aligncenter" width="259" caption="dok.saungsumberjambe.blogspot.com"]
Apa itu wereng coklat?
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah sejenis serangga yang menghisap cairan sel tanaman padi dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus tanaman. Tanaman padi yang terkena wereng coklat otomatis akan mengering dan mati. Karena keganasannya itu wereng coklat menjadi musuh petani yang paling berbahaya dan merugikan.
[caption id="attachment_351636" align="aligncenter" width="208" caption="dok.alamendah.org"]
Kehebatan si cantik sebagai predator wereng
Kumbang yang ukuran tubuhnya 6-7 mm ini merupakan predator wereng coklat, wereng putih, wereng hijau, wereng zig-zag, aphis, hama putih palsu dan penggerek batang padi. Tidak hanya kumbang dewasa, larva kumbang ini juga aktif memangsa wereng secara berkelompok. Setiap larva kumbang mampu memangsa 5-10 wereng (telur, larva, nimfa, dewasa) per hari. Kumbang ini butuh waktu 1-2 minggu untuk berkembang dari telur sampai dewasa. Kumbang lembing dewasa menghasilkan 150-200 ekor keturunan dalam kurun 6-10 minggu.
Back to nature
Alam sudah memiliki mekanisme sendiri untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Meskipun wereng termasuk hama padi yang sangat sulit ditangani, namun alam sudah menyediakan predator yang akan mengendalikan populasi wereng. Sayangnya banyak petani yang belum mengetahui predator tersebut dan menggunakan insektisida kimia untuk membasmi wereng. Padahal penggunaan insektisida kimia dalam jangka panjang justru cenderung tidak lagi efektif dan bahkan diindikasikan menimbulkan kerusakan tanah. Lebih buruk lagi insektisida kimia justru malah membunuh predator wereng. Back to nature, itu pilihan bijak.
Salam go green!
**********
Bacaan:
http://dinpertantph.jatengprov.go.id/berita040314a.html
http://bpprejotangan.blogspot.com/2013/04/musuh-alami-predator-pada-tanaman-padi_4.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H