Mohon tunggu...
Purwa Ningsih
Purwa Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi : traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka sebagai Solusi Krisis Belajar

17 Juni 2023   16:00 Diperbarui: 17 Juni 2023   16:20 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

andemi COVID-19 semakin memperparah krisis pembelajaran  sebelumnya  di Indonesia. Selama dua tahun masa pandemi COVID-19, kemampuan membaca dan berhitung siswa meningkat secara signifikan. Penelitian INOVAS dan Puslitjak (2020) menunjukkan bahwa peristiwa ini semakin melebar. Menurut studi tersebut, pembelajaran selama COVID-19 berdampak lebih besar pada  kelompok  siswa tertentu, dimana siswa tersebut berasal dari keluarga  sosial ekonomi rendah.

       Fenomena learning loss akibat pandemi COVID-19 2019 tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir setiap negara di dunia mengalami penutupan sekolah akibat pandemi (Engzell, Frey, Verghan, 2021; Jonson et al., 2014). Untuk mendapatkan kembali ini, negara-negara mengambil langkah-langkah untuk menanggapi krisis COVID-19. Studi lain telah meneliti dampak perubahan mendasar dalam  pembelajaran selama pandemi. Di antaranya, hasil penelitian tersebut  menunjukkan bahwa siswa kehilangan kompetensi yang telah dipelajari sebelumnya, gagal menyelesaikan pembelajaran di tingkat kelas, atau mengalami konsekuensi berganda karena tidak menguasai pembelajaran di semua tingkatan.

Hal ini menunjukkan bahwa terkadang terjadi learning loss. Sebuah studi (2020) oleh Indrawati, Prihadi dan Ciantoro yang mencakup sembilan provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa  hanya 68% anak yang memiliki akses belajar di rumah pada awal PYJ. Situasi ini diperparah dengan fakta bahwa siswa yang melakukan PJJ  tidak mendapatkan kualitas pembelajaran yang sama seperti sebelum pandemi. Banyak siswa  menerima bimbingan, umpan balik, dan interaksi yang terbatas dari guru mereka (Indrawati, pihadi,siantoro 2020).

   Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi kerugian belajar akibat pandemi COVID-19 dengan mengizinkan sekolah menggunakan kurikulum yang disederhanakan (kurikulum darurat) untuk fokus pada  karakter dan keterampilan utama. Selain itu, pemerintah juga menyediakan modul literasi dan numerasi untuk membantu guru mengimplementasikan kurikulum. 

Ada juga modul untuk digunakan orang tua di rumah. Kebijakan ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 yang pada dasarnya memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 secara menyeluruh melalui kurikulum luar biasa yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013.

        Melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, pemerintah pada Jumat (2/11) meluncurkan Merdeka Learning Fifteenth Episode: Free Curriculum and Freedom Teaching Platform secara daring untuk mengatasi krisis mata kuliah. , 2022) ). Beberapa manfaat dari program studi mandiri. Pertama, lebih mudah dan komprehensif karena kurikulum ini menitikberatkan pada materi yang penting dan mengembangkan kompetensi siswa secara bertahap.

Kemudian guru dan siswa lebih mandiri, karena  tidak ada program khusus siswa di SMA, siswa memilih mata pelajaran sesuai minat, kemampuan dan keinginannya. Sedangkan untuk guru, mereka  mengajar sesuai dengan tahapan pencapaian dan perkembangan siswa. Kemudian sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengarahkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.Penerapan kurikulum mandiri lebih bermakna dan interaktif, tempat belajar.

        Penerapan kurikulum mandiri lebih bermakna dan interaktif ketika pembelajaran melalui kegiatan proyek  memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk  aktif mengeksplorasi topik terkini, seperti topik lingkungan, kesehatan dan topik lainnya yang mendukung pengembangan karakter dan kompetensi dalam profil siswa Pancasila. 

Satuan pendidikan dapat memilih tiga opsi untuk menerapkan kurikulum mandiri pada tahun pelajaran 2022/2023. Pertama, penerapan beberapa komponen dan prinsip kurikulum secara mandiri tanpa mengubah kurikulum  yang sedang dilaksanakan. Kedua, penerapan kurikulum mandiri dengan perangkat pembelajaran yang menyertainya. Ketiga, menerapkan kurikulum mandiri dengan mengembangkan  perangkat pembelajaran yang berbeda.

      Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Prototipe telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PGP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran paradigma baru. Mulai tahun 2022, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan satuan pendidikan meskipun bukan Sekolah Penggerak, mulai dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK,Perguruan  Tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun