Oleh. Muhammad Eko Purwanto
Sejak Sidang Proposal Disertasi beberapa bulan lalu, sampai hari ini belum ada pergerakan, meskipun Promotor, Co-Promotor dan Anggota, sudah ada dalam genggaman, namun sampai hari ini saya belum berani maju menyerahkan diri, eehhh !?... maksud saya, menyerahkan proposal yang sudah sedikit bermetamorfosa menjadi Disertasi Bab 1 sampai Bab 3. Keberanian yang bercampur dengan kekurang 'PeDe-an' ini menjadi salah satu hambatan untuk melangkah lebih jauh, menyelesaikan beberapa tahapan lagi untuk keluar dari status 'Cadok' (Calon Doktor), yaitu: sidang hasil penelitian, sidang tertutup, dan sidang terbuka, atawa promosi Doktor. Tulisan ini tidak lebih dari sebuah motivasi untuk diri saya sendiri, sekaligus 'ngomporin' teman-teman yang senasib dengan saya, dan yang sedang memikul beban berat Disertasi ini. Siapa tahu secara sengaja atawa tak sengaja, Disertasi kita bisa eksis di benak dan perbuatan ?!  Â
Disertasi merupakan salah satu komponen integral dalam menyelesaikan program studi S3 (Doktor) di universitas. Tugas akhir ini memiliki peran yang sangat penting dalam memperoleh gelar doktor, karena merupakan karya ilmiah pribadi yang menggambarkan kemampuan kita untuk melakukan penelitian mandiri, menghasilkan kontribusi orisinal dalam bidang studi tertentu, serta memiliki keahlian dalam menganalisis dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan program studi yang digelutinya.
Hakekat dari disertasi dalam konteks studi doktoral (S3) adalah sebagai titik kulminasi dari perjalanan perkuliahan dan penelitian yang telah dilakukan, selama lima semester ini. Bagi kita yang sejak mengikuti perkuliahan selalu aktif mengerjakan tugas-tugas, baik individual maupun kolektif, mungkin tidak begitu kesulitan menyelesasikan tugas akhir ini. Namun, bagi mereka yang malas mengerjakan tugas, apalagi malas dengan tugas-tugas kelompok, bisa dipastikan bakal ketinggalan gerbong sidang-sidang yang akan berlangsung.
Selama masa penulisan Disertasi, kita akan didampingi oleh seorang promotor, co-promotor dan anggota, yang akan membantu dan memberikan arahan dalam menjalankan penelitian. Disertasi merupakan produk dari upaya kita dalam merumuskan, melaksanakan, dan menganalisis data-data penelitian yang telah dihimpun, sesuai dengan variabel penelitian dan program studi yang dipilih.
Pengertian disertasi itu sendiri adalah karya tulis akademik yang memiliki peran utama dalam menyelesaikan program studi doktoral. Disertasi biasanya terdiri dari beberapa bab, yang meliputi pendahuluan, tinjauan pustaka, prosedur penelitian, pembahasan, temuan penelitian, dan kesimpulan. Setiap bab akan saling terkait dan mendukung satu sama lain untuk membentuk sebuah argumen yang kokoh. Disertasi juga harus memiliki nilai orisinalitas yang tinggi, yang berarti penelitian yang kita lakukan harus memiliki kontribusi yang berarti bagi program studi yang dipilih.
Di samping itu, disertasi juga harus memenuhi standar akademik yang tinggi, karena itu nilai SKS disertasi 16 SKS untuk prodi saya. Dengan didukung oleh bukti-bukti dan rujukan yang kuat, maka kita harus mampu mempresentasikan dan mempertahankan disertasinya di hadapan penguji yang terdiri dari para ahli di bidang studi yang relevan. Presentasi ini biasanya disebut ujian tertutup dan bertujuan untuk menguji pemahaman, kelayakan, dan kemampuan kita dalam menjelaskan, mempertahankan, serta membahas penelitiannya secara mendalam.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi pakar di bidang studi yang dipilih, tetapi juga diharapkan untuk berkembang sebagai peneliti yang mandiri dan kritis. Disertasi memungkinkan kita untuk menunjukkan keterampilan penelitian mereka, kemampuan dalam analisis data, serta keahlian dalam menginterpretasikan temuan penelitian. Hal ini membuat disertasi menjadi tugas yang menantang, namun memberikan kebanggaan tersendiri ketika berhasil diselesaikan dan diakui sebagai sumbangan berharga dalam ilmu pengetahuan.
Jadi, pokoknya disertasi merupakan tugas akhir yang penting dalam menyelesaikan program doktor (S3). Proses penyusunannya melibatkan penelitian mandiri, pemahaman mendalam tentang bidang studi yang dipilih, serta kemampuan untuk membuktikan kontribusi yang orisinal dalam ilmu pengetahuan. Disertasi tidak hanya menjadi cermin dari keterampilan akademik dan penelitian kita, tetapi juga menjadi tonggak terakhir dalam perjalanan akademik mereka sebagai seorang doktor.
Kompetensi dan KemampuanÂ
Sekali lagi saya pertegas, bahwa menulis disertasi merupakan salah satu tugas akhir yang sangat penting. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang melibatkan penelitian mendalam dan kontribusi orisinal dalam program studi yang dipilih oleh kita. Untuk dapat menulis disertasi dengan baik, kita perlu memiliki berbagai kompetensi dan kemampuan yang penting. Beberapa kompetensi dan kemampuan yang diperlukan dalam menulis disertasi kita S3 (Doktor), antara lain :
- Kemampuan Riset. Seorang kita S3 harus mahir dalam melakukan penelitian ilmiah yang berkualitas. Ini termasuk kemampuan dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan, merancang metodologi penelitian yang tepat, mengumpulkan data yang diperlukan, serta menganalisis data dengan menggunakan teknik yang sesuai. Kemampuan riset yang baik akan memastikan bahwa disertasi memiliki dasar yang kuat dan valid.
- Kemampuan Analisis. Menulis disertasi membutuhkan kemampuan analisis yang tajam. Kita perlu mampu menganalisis data penelitian yang telah dikumpulkan, mengidentifikasi pola-pola atau tren yang relevan, dan menafsirkan temuan penelitian secara obyektif. Kemampuan analisis yang baik akan membantu kita dalam membangun argumen yang kuat dalam disertasi kita.
- Kemampuan Literasi. Literasi akademik yang baik juga merupakan kompetensi yang penting dalam menulis disertasi. Kita harus mampu membaca dan memahami literatur yang relevan dengan bidang studi mereka, termasuk artikel ilmiah, buku, jurnal, dan sumber-sumber lainnya. Kemampuan untuk mensintesis informasi dari berbagai sumber akan membantu kita dalam mengembangkan dasar teoritis yang kuat untuk disertasi.
- Kemampuan Penulisan. Kemampuan dalam menulis akademik yang baik adalah kunci utama dalam menulis disertasi. Kita harus mampu menyusun argumen yang koheren dan konsisten, membuat paragraf yang terstruktur dengan baik, serta menggunakan bahasa yang jelas dan jelas. Penulisan yang efektif akan memudahkan pembaca untuk memahami dan mengikuti alur pikiran dalam disertasi.
- Kemampuan Berpikir Kritis. Dalam menulis disertasi, kita perlu mampu berpikir secara kritis terhadap temuan penelitian kita dari teori-teori yang ada. Kita harus dapat menilai kekuatan dan kelemahan setiap argumen, menyusun analisis yang objektif, dan mengidentifikasi kekurangan penelitian yang kita lakukan. Kemampuan berpikir kritis yang baik akan mendukung pengembangan kontribusi orisinal dalam disertasi kita.
- Kemampuan Mengelola Waktu. Menulis disertasi adalah tugas yang memakan waktu dan membutuhkan manajemen waktu yang baik. Kita perlu membuat jadwal yang terorganisir untuk menyelesaikan setiap tahap penulisan, termasuk riset, analisis data, penyusunan bab-bab, revisi, dan menyusun keseluruhan disertasi. Kemampuan mengelola waktu dengan baik akan membantu kita untuk menjaga kualitas dan kelancaran penyelesaian disertasi mereka.
- Kemampuan Komunikasi. Disertasi tidak hanya ditulis, tetapi juga perlu dipresentasikan dan dipertahankan di hadapan penguji. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan. Kita harus dapat menyampaikan informasi, argumen, dan temuan mereka dengan jelas dan efektif, baik dalam presentasi langsung maupun dalam debat ilmiah yang terjadi selama ujian tertutup.
Jadi, menulis disertasi membutuhkan berbagai kompetensi dan kemampuan yang penting. Kemampuan riset, kemampuan analisis, kemampuan literasi, kemampuan penulisan, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengelola waktu, dan kemampuan komunikasi adalah beberapa di antaranya. Melalui pengembangan dan penguasaan kompetensi dan kemampuan ini, kita dapat menulis dan menyelesaikan disertasinya dengan kualitas yang tinggi dan kontribusi yang berarti dalam bidang studi yang ditekuni.
Hambatan-hambatanÂ
Menulis disertasi sebagai tugas akhir dalam program studi doktoral (S3), seringkali menjadi tantangan yang kompleks dan menantang. Proses menulis disertasi membutuhkan dedikasi, kerja keras, dan keterampilan yang baik. Namun, ada beberapa hambatan yang sering kita hadapi dalam menulis disertasi. Beberapa hambatan umum yang mungkin dihadapi, dalam menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain:
- Perencanaan Waktu Yang Tidak Efektif. Salah satu hambatan umum dalam menulis disertasi adalah perencanaan waktu yang tidak efektif. Menulis disertasi membutuhkan waktu yang signifikan, dan seringkali kita mengalami kesulitan dalam mendistribusikan waktu mereka dengan baik antara penelitian, penulisan, analisis data, dan revisi. Kurangnya perencanaan waktu yang baik dapat menyebabkan stagnasi dan sulit untuk menyelesaikan disertasi tepat waktu.
- Kesulitan Mencari Sumber dan Literatur. Menulis disertasi memerlukan pengetahuan yang komprehensif dan pemahaman yang dalam tentang bidang studi yang dipilih. Kita sering menghadapi kesulitan dalam mencari sumber dan literatur yang relevan dan terbaru untuk mendukung penelitian kita. Jumlah bahan pustaka yang besar dan kompleksitas literatur yang ada kadang-kadang membuat kita merasa kewalahan dan sulit untuk mencari referensi yang tepat.
- Kesulitan dalam Merumuskan Pertanyaan Penelitian yang Relevan. Merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan bermakna adalah langkah penting dalam menulis disertasi. Kita mungkin menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi masalah penelitian yang spesifik dan menentukan tujuan penelitian mereka. Kesulitan ini dapat menghambat proses penelitian dan penulisan selanjutnya.
- Mental Blok Penulis. Mental Blok penulis adalah hambatan yang umum dalam menulis disertasi. Saat menghadapi tekanan untuk menghasilkan karya yang berkualitas, kita sering mengalami kesulitan dalam mengekspresikan ide dan gagasan secara tertulis. Rasa tidak yakin, kelelahan, atau ketidakpastian dalam memilih struktur penulisan yang tepat dapat menyebabkan mental blok terganggu.
- Kesulitan dalam Menganalisis Data. Menulis disertasi sering melibatkan analisis data yang rumit. Kita mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan menginterpretasikan data yang dikumpulkan, terutama jika kita tidak memiliki latar belakang atau pengalaman dalam bidang statistik atau analisis data. Kesulitan ini dapat menghambat kemampuan kita untuk menghasilkan temuan penelitian yang valid dan bermakna.
- Ketidakjelasan Struktur dan Penyusunan Disertasi. Struktur yang tidak jelas dan ketidakmampuan kita untuk menyusun disertasi dengan baik juga bisa menjadi hambatan dalam menulis disertasi. Kita mungkin bingung tentang cara mengorganisir data-data untuk disertasi kita, mengatur bab-bab dan paragraf dengan baik, serta menghubungkan gagasan-gagasan secara koheren. Ketidakjelasan struktur dapat membuat disertasi sulit diikuti dan membingungkan bagi pembaca.
Upaya untuk menghadapi hambatan-hambatan ini, penting bagi kita untuk mencari bantuan dan dukungan yang tepat. Berdiskusi dengan Pembimbing Akademik (PA), berkomunikasi dengan sesama teman sekelas atawa sesama teman sepenelitian, atawa juga memanfaatkan bimbingan promotor, co-promotor dan sumber daya yang tersedia di perpustakaan universitas, ini juga dapat membantu melewati hambatan-hambatan tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengembangkan kebiasaan yang baik, seperti: merencanaan waktu yang efektif, mengatur sedikit waktu untuk menulis setiap hari, dan menggunakan strategi penulisan yang membantu mengatasi mental blok sebagai penulis.
Jadi, pada akhirnya, menulis disertasi adalah tugas akhir yang menantang dalam program studi doktoral (S3). Kita mau-tidak-mau, suka-tidak-suka, harus menyelesaikanya. Kita mungkin akan menghadapi beberapa hambatan, termasuk perencanaan waktu yang tidak efektif, kesulitan mencari sumber dan literatur relevan, kesulitan dalam merumuskan pertanyaan penelitian, mental blok penulis, kesulitan dalam menganalisis data, dan kesulitan dalam menyusun disertasi dengan baik. Namun, dengan bantuan yang tepat dan strategi yang baik, hambatan-hambatan ini dapat diatasi, sehingga kita dapat menyelesaikan disertasi dengan tenang, penuh kesabaran, dan menghadapi semuanya dengan riang gembira ... Wkwkwkwkw  ??! Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 25 Agustus 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H