Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Third)
Wira D. Purwalodra (Third) Mohon Tunggu... Guru - Terus menjadi pembelajar dan menjadikan rasa syukur sebagai gaya hidup.

Mimpi besarnya saya saat ini adalah menyelesaikan Studi-studi saya, kembali ke kampung halaman, memelihara ikan, bebek, berkebun, terus belajar, terus mengajar, sambil menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merubah Keinginan Menjadi Tindakan

9 Juni 2009   21:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:05 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah kalimat yang mengantarkan jari-jemari ini sampai diatas keyboard, adalah gagasan yang tiba-tiba muncul mengisi kekosongan waktu pagi, dihari libur. Gagasan ini tiba-tiba lahir, dan terdorong, oleh sebuah buku yang baru beberapa lembar saya baca, yang membicarakan bagaimana aturan fikiran itu berlaku dalam diri kita. Gagasan ini menjadi rudal yang siap meledakkan apa saja yang menjadi sasaran yang terkontrol secara cermat, dalam bahasa lain adalah fokus (baca, tindakan yang penuh ketekunan) yang jelas, tentang apa yang kita inginkan.

Saya bisa melakukan dengan fokus yang tinggi, apabila keinginan saya menjadi jelas di dalam fikiran. Ketika keinginan masih belum memiliki daya dorong yang kuat, maka keinginan itu sebenarnya masih berupa angan-angan saja, dan berhenti tepat ditengah fikiran yang menyesatkan. Keinginan yang menghasilkan tindakan adalah keinginan yang berubah menjadi kebutuhan untuk segera terpenuhi. Contoh nyata, keinginan yang berubah menjadi kebutuhan adalah ketika kita menginginkan makanan, sementara pada saat bersamaan perut kita melagukan musik keroncong. Pada saat itulah, keinginan kita berbuah melahirkan tindakan untuk memenuhinya. Dan kita bisa lebih fokus (baca, tekun) pada apa yang kita lakukan.

Prinsip dasarnya adalah, ketika kita memiliki keinginan maka perlu ada mediator untuk merubahnya menjadi tindakan. Mediator ini biasanya kita sebut sebagai motivasi. Motivasi yang kuat akan menghasilkan keyakinan yang kuat, semakin lemah motivasi kita, semakin lemah pula keyakinan kita. Motivasi apapun yang kita miliki, akan melahirkan keyakinan, dan keyakinan inilah yang menggerakkan fisik kita untuk bertindak, atau melakukan sesuatu yang menjadi motivasinya.

Menjadi penulis pemula, adalah masa dimana kita dipenuhi oleh banyak keinginan yang berubah menjadi angan-angan. Keinginan yang terlalu banyak tidak satupun melahirkan tindakan kongkrit, ia berbelok menyusuri ranah angan-angan yang menyesatkan. Jika keinginan sudah menjadi angan-angan maka energi kehidupan berhenti hanya di dalam benak kita saja. Berputar-putar tanpa sasaran. Bahanyanya antara lain, tubuh fisik kita tidak mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk tujuan hidup atau kepentingan kehidupan kita.

Bagaimana kita mengendalikan agar keinginan kita bisa melahirkan tindakan, bukannya angan-angan ?. Ada beberapa saran dari Mary T. Browne yang tinggal di New York City, sebagai penulis kelas dunia. Dalam bukunya yang berjudul The 5 Rules of Thought (lima aturan pikiran), Browne mengatakan bahwa usaha untuk mewujudkan keinginan menjadi realitas yang nyata adalah dengan memahami lima aturan pikiran, yaitu :


  1. Menentukan apa yang sebenarnya kita inginkan.
  2. Melihat dengan mata bathin, bahwa apa yang kita inginkan itu, sudah terjadi.
  3. Jangan pernah meragukan keinginan kita, apapun tantangan dan hambatannya.
  4. Meyakini bahwa apa yang kita inginkan sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada diri kita.
  5. Miliki ketekunan sebagai energi untuk mengarahkan keinginan menjadi tindakan yang terus-menerus.

Ternyata pikiran juga memiliki aturan-aturannya tersendiri, agar pikiran yang ada dalam batok kepala kita membuahkan wujud nyata secara fisik, maka keinginan kita harus dikendalikan sekuat pikiran kita sampai kepada ranah ketekunan. Kalau tidak maka keinginan kita akan tersesat di lembah angan-angan, dan kalau sudah begitu, kita akan mengalami kesulitan untuk kembali kepada keinginan kita yang murni.

Bekasi, 7 Juni 2009.

Oleh. Purwalodra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun