Mohon tunggu...
Puruhita Moestaryanti
Puruhita Moestaryanti Mohon Tunggu... -

Discover central america and its culture!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nostalgia bersama Air Supply di Mexico City

28 Juni 2011   01:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:07 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi Anda yang beranjak dewasa atau melewati masa ABG dengan lagu-lagu Air Supply, pasti ingat lagu-lagu romantis mereka yang enak didengar. Kali ini, penggemar di Mexico City mendapat kesempatan menyaksikan langsung konser yang bertema 35th anniversary of Air Supply di Auditorio Mexico City, 26 juni 2011 lalu.

Tidak seperti konser yang pernah saya hadiri di Mexico City, yang mulainya ngaret kurang lebih 1 jam, Air Supply memulai konsernya ‘hanya’ telat 4 menit! Wow..Tak heran di awal pertunjukkan, banyak calon penonton yang tergopoh-gopoh mencari tempat duduknya. Hebatnya lagi, jika Anda terlambat 15 menit, habis kesempatan Anda untuk menyaksikan aksi panggung mereka. Pelajaran berharga bahwa kita harus menghormati waktu konser yang telah ditentukan. Penonton boleh menunggu mereka, tapi sang bintang konser tidak demikian. Dan juga para penonton tidak boleh membawa kamera dan alat perekam lainnya. Pemeriksaan demikian ketat. Alhasil, saya harus puas dengan kamera ponsel untuk mengabadikan konser ini.

Konser penuh cinta ini dibuka dengan gebrakan lagu Even the nights are better yang diawali suara khas Russell Hithcock, sementara Graham Russell pada gitar. Dekorasi panggung nyaris tidak ada. Hanya background hitam, alat musik lengkap dan tata cahaya yang ditata apik, membuat konser ini sederhana namun elegan. Intinya, sih, mereka menyajikan kekuatan vokal dan musik mereka yang memang berkualitas. 35 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk bertahan sebagai musisi yang tetap eksis di panggung dunia, namun bukti keseriusan dalam bermusik dan dedikasi yang tinggi.

Setelah satu lagu selesai dinyanyikan, teriakan dan histeria penonton menggema memenuhi ruangan Auditorio. Dengan pengalaman aksi panggung yang mendunia, Air Supply tahu betul memanjakan penonton. Komunikasi dibuka oleh sang gitaris yang juga vokalis, seakan konser ini adalah milik kita bersama. Tak lupa mereka memperkenalkan para pemain musik tambahan pada gitar, drum dan keyboard. Dan tentunya juga mendapat sambutan hangat dari para penonton. Ehmm..apalagi si drummer ganteng nan piawai penggebuk drum itu, bikin para penonton wanita histeria.

Uniknya, para penonton bisa ‘diatur’ dan tidak bersikap norak. Terbukti ketika di lagu ke-4, Faith in Love, duo group tersebut turun dari panggung kiri dan kanan dan berjalan ke arah penonton. Gimana nggak histeris, coba? Sebagian penonton yang duduk di bangku VIP (termasuk saya) mengambil kesempatan untuk berfoto. Penonton takjub, terpana, dan tidak ada aksi dorong-dorongan untuk mendekat ke sang bintang. Semua berjalan tenang dan lancar. Ah, penonton yang baik!

Berkat aksi yang ‘membumi’ ini, suasana makin menghangat, bahkan sang duo mengajak para penonton untuk berdiri dan ikut bernyanyi. Alhasil, barisan VIP yang tadinya duduk manis, jadi liar ikut bernyanyi dan bergoyang.

Ada satu lagu spesial yang berjudul A little bit more, yang diciptakan oleh Graham Russell untuk penggemarnya. Lagu sedih namun mengena. Aksi penonton yang begitu menggebu-gebu, berubah menjadi sunyi senyap menyimak makna lagu tersebut. Ah, Air Supply emang paling bisa mengambil hati penonton!

Menjelang akhir konser yang berdurasi 1,5 jam, terbukti stamina duo asal Australia ini masih terbilang fit. Usia  kurang lebih boleh 60 tahun, tapi kualitas suara dan stamina tetap terjaga. Mereka masih bersemangat menyapa penonton yang memang stay tune sejak awal untuk tetap bernyanyi bersama mereka. Saya merasa sedang mendengar paduan suara bernyanyi karena para penonton memang hafal dan ikut menyanyi semua lagu yang dipersembahkan malam itu. Antara lain Here I am, Making Love Out of Nothing at all, The Power of Love, Every Woman in the World. Lagu Goodbye dan All out of Love menjadi dua lagu terakhir sebelum konser berakhir.

Sayangnya mereka tidak menyanyikan I Can Wait Forever dan Without You di konser ke-5 di Mexico City ini. Mungkin mereka meng-keep dua lagu tersebut untuk para penonton di Indonesia? Siapa tahu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun