Annual Meeting International Monetary Fund - World Bank Group tahun 2018 (AM IMF -- WBG 2018) akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 8 - 14 Oktober 2018.Â
Inilah pertemuan terlangka dan terbesar yang akan digelar di Indonesia, mengapa langka? Karena kesempatan untuk menjadi tuan rumah cukup sulit dan bahkan menjadi tuan rumah yang kedua kali memerlukan waktu 500 tahun lebih, hal ini karena Annual Meeting IMF - WBG mempunyai siklus tahunan yang digelar dua kali berturut-turut di Washington DC dan baru di tahun ketiga akan digelar di negara anggota yang berbeda dimana total anggota berjumlah 189 negara.
Karena kelangkaan ini banyak negara anggota yang ingin menjadi tuan rumah, namun seleksi ketat tentunya dilakukan oleh IMF dan World Bank Grup agar negara yang diberi kepercayaan sebagai tuan rumah dapat melaksanakannya dengan baik, dan Alhamdulillah Indonesia di tahun 2018 ini diberi kepercayaan untuk menjadi tuan rumah Annual Meeting IMF - WBG.
Pertemuan ini juga merupakan pertemuan terbesar karena akan dihadiri oleh 189 negara anggota, barangkali tidak ada pertemuan dimanapun di dunia ini yang dihadiri oleh negara sebanyak itu selain pertemuan anggota PBB dan pesta olahraga Olimpiade. Menurut Peter Jacobs selaku kepala unit kerja pertemuan tahunan IMF - WBG 2018 bahwa Annual Meeting ini akan dihadiri sekitar 15.000 orang yaitu dari delegasi resmi negara anggota sebanyak 3.000 orang, staff IMF sebanyak 1.500 orang, media dari seluruh dunia 1.000 orang, observer 1.000 orang dan 5.000 investor serta pengunjung lainnya.
Mampukah Indonesia melaksanakan hajatan besar ini? Tentu saja mampu karena Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah forum dunia diantaranya Konferensi Asia - Afrika Th.1955, Pertemuan APEC Th.2013, Pertemuan IDB dan WIFE Th.2016, dan yang terbaru menjadi tuan rumah Asian Games di Jakarta-Palembang pada 18 Agustus - 2 September 2018.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah AM IMF - WBG 2018 bukanlah hal yang kebetulan, proses terpilihnya melalui perjalanan panjang sejak September 2014, kepercayaan dunia Internasional kepada Indonesia atas keamanan, stabilitas politik, dan keberhasilan di bidang ekonomi membuat mayoritas anggota memberikan suaranya kepada Indonesia melalui voting mengalahkan Senegal dan Mesir.
AM IMF-WBG 2018  akan membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian negara-negara dalam memajukan perekonomian global dan tantangannya dimasa kini, termasuk agenda bagaimana menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan global termasuk didalamnya digital economy dan sistem mata uang digital, topik lain yang dibahas juga  isu mengenai ketimpangan ekonomi, dampak perubahan iklim tehadap perekonomian suatu negara dan juga sampai kepada isu korupsi.
Opportunity apa yang didapat Indonesia atas pertemuan ini?Â
Pentingnya penyelenggaraan even  ini dan besarnya jumlah peserta tentunya berdampak pada besarnya jumlah dana yang akan di pergunakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengalokasikan dana sebesar Rp. 810,17 Miliar, secara awam jumlah ini sangat besar dan terkesan menghamburkan uang.
Namun bila dicermati lebih dalam justru ini akan sangat berdampak positif bagi Indonesia, ada efek multiplier dari pertemuan IMF - WBG Â 2018 ini, Bank Indonesia memperkirakan selama penyelenggaraan ini diperkirakan akan ada perputaran uang sebesar Rp.5,7 Triliun, tentunya ini akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi Bali yang turun pasca erupsi gunung Agung dimana pertumbuhan hanya 4,01 persen pada kuartal IV 2017 padahal biasanya pertumbuhan ekonomi Bali bisa mencapai 6 persen, dan pariwisata Bali diperkirakan akan pulih dengan adanya pertemuan IMF-WBG 2018 ini.
Mengutip pernyataan Kepala Unit Kerja Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 Peter Jacobs, akan ada potensi devisa sebesar 100 juta Dollar AS selama berlangsungnya kegiatan ini, uang tersebut adalah uang yang dibelanjakan oleh 15.000 peserta selama mengikuti kegiatan ini.