Mohon tunggu...
Purnomo Trilaksono
Purnomo Trilaksono Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku seorang kapiten!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang SARA di Formulir Akta Kelahiran

22 Agustus 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:57 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menurut saya, sistem kearsipan terutama akte di Indonesia masih sangat terpengaruh oleh hukum warisan Belanda. Kalau melihat dari pilihan yg ada, terutama ada gol. Eropa, Cina/Timur Asing, saya yakin itu pengaruh beberapa peraturan warisan Belanda semacam Regerings Reglement, Staatsblad, Burgerlijk Wetboek dll. Intinya, dari peraturan bikinan Belanda tersebut sangat ditekankan perbedaan status yuridis (hak dan kewajibannya) serta sistem hukum yg berbeda bagi masing2 golongan tersebut. Jadi tidaklah heran jika di dalam formulir tersebut masih terdapat pengaruh warisan Belanda berupa klasifikasi golongan. Khusus mengenai golongan Indonesia Nasrani, saya kira ini berkaitan dengan peraturan yang secara khusus dibuat untuk bangsa Indonesia yaitu Ordonansi Perkawinan bangsa Indonesia Kristen (Staatsblad 1933 no 74). So, kita jangan terus gegabah melihat kasus ini sebagai politik terselubung dari Golongan Islam lah, atau apalah panjang lebar yg ga karuan. Ini adalah sistem Warisan Belanda. Saya kira Etnis China yg kritis pun akan tidak terima dengan perlakuan yg terjadi dalam formulir ini.. Oya, pada masa itu, jika seorang pribumi memeluk agama Kristen, maka baginya berlaku hukum positif Eropa yang mana hal ini disebut Penundukan. Bagi pribumi yg beragama non Kristen (beragama asli atau belum beragama) maka oleh Belanda disetarakan sebagai “Beragama Islam”. Ini menurut saya juga menjawab kenapa tidak ada Golongan Indonesia Hindu misalnya.. Bagi golongan pribumi terakhir ini, maka berlaku Hukum Adat masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun