Mohon tunggu...
Purnomo ajiNugroho
Purnomo ajiNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Berfikir

Garda terdepan pembela keadilan bagi seluruh umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI Bikin Optimis atau Pesimis

28 Juli 2023   13:17 Diperbarui: 28 Juli 2023   13:30 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, pengembangan di sektor IT sangatlah signifikan. Beberapa ahli IT tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau lebih dikenal AI ( Artificial Intellegent) yang menjadi salah pembicaraan akhir ini.

Dunia digital memang sangat pesat perkembangannya di mulai dari revolusi smartphone yang dinilai menjadi salah satu hal yang dapat memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan. Di ranah software atau peningkatan fitur fitur tertentu pada perangkat digital menjadi hal yang bisa menggantikan peran kinerja manusia.

Seperti fenomena robot yang sudah bisa menggantikan pekerjaan beberapa tenaga kerja khususnya dibagian sektor industri yang semakin canggih. AI sebenarnya sangat bermanfaat di berbagai bidang Hal yang sangat sederhana contoh nya seperti penggunaan AI di smartphone kalian seperti SIRI di Product product apple GOOGLE NOW di product-product google atau cortana di product product Microsoft dan penggunaan dalam bidang lain nya seperti dalam industri game, perfilman , bisnis, pendidikan, bahkan dalam bidang pertahanan dan keamanaan negara.

Akan tetapi kita harus bisa mencermati atau setidaknya bisa pahami atau tidak gaptek, terhadap perkembangan teknologi yang sangat pesat. 

Seperti yang dikatakan pakar komunikasi UIN Imam Bonjol Padang Abdullah Khusairi dalam postingan instagram @Kampartrapost Senin (3/7/2023), "Artifisial Intelegensia (AI) adalah teknologi yang masih butuh imajinasi dan daya kreatif manusia. Tak perlu resah, sebab mereka yang hanya mengandalkan akan berdampak buruk. Namun jika mampu menggunakannya dengan baik, maka ia akan lebih baik". Demikian dikatakan Pakar Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang Abdullah Khusairi.

" Seperti halnya kalkulator, AI tidak punya imajinasi, daya kreatif, keinginan. Jadi, AI harus dimanfaatkan, bukan diperbudak oleh AI," kata Khusairi kepada Kampartrapost. Menurut Khusairi, dunia pendidikan tidak boleh tertipu dan menjadi korban AI. Sebab, dunia pendidikan mengetahui bahwa AI lahir dari dunia pendidikan itu sendiri. Tetapi, sayangnya masih ada pengajar yang tertipu oleh 'hasil temuan' mereka itu sendiri. "Persoalannya, mungkin, ada pengajar yang tidak melek teknologi, bisa jadi akan tertipu oleh mahasiswa yang bisa AI, Namun, karya AI bisa dilacak, bisa ketahuan logika dan narasinya," tambah Khusairi yang juga dosen Literasi Media itu.

Lebih lanjut, Khusairi mengatakan AI memang mengetahui segalanya, tetapi bukan berarti AI adalah segalanya. "AI memiliki keterbatasan mendasar, cara berpikir yang statis dan dangkal, AI memang cerdas, tetapi manusia lebih cerdas," pungkas dia. Menurut Khusairi, AI tetap di belakang manusia, bukan di depan. "Kalau di depan, orang itu pasti sedang 'ketinggalan kereta'," tambahnya. Sementara itu, penggunaan AI bagi mahasiswa menurut Khusairi sah-sah saja, asal diolah ulang melalui daya kreatifnya sendiri.

Pertanyaan untuk kalian yang membaca tulisan ini,  kalian ada di kubu mana ? Kubu optimis atau kah kubu pesimis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun