Mohon tunggu...
Purnawan Senoaji
Purnawan Senoaji Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, Dosen, Penulis buku "TANYA JAWAB PROBLEM, MITOS & PENYAKIT SEPUTAR KEHAMILAN", Pendiri website konsultasi seputar kehamilan dan kandungan http://tanyadokterspog.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Operasi Sesar dan Kontroversinya

23 April 2013   07:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:46 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kelahiran lewat operasi HANYA dilakukan jika baik ibu maupun janin berada dalam kondisi yang membahayakan, misalnya kehamilan dengan tekanan darah tinggi, terjadinya kejang, ada penyakit jantung, serangan asma, jika ketuban sudah terlalu lama pecah, plasenta lepas atau tertahan di bawah, maka langkah operasi akan segera diambil untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janin.

Apa saja risiko operasi sesar? Risikonya adalah adanya luka operasi di perut, peningkatan risiko plasenta previa pada kehamilan selanjutnya, dan perlunya pengawasan ketat pada percobaan persalinan pd kehamilan selanjutnya. Namun risiko2 diatas adalah risiko yang dapat diawasi dan dpt ditangani.

Jika ada begitu banyak risiko, kenapa dokter melakukannya ? Karena pertimbangan keselamatan ibu dan bayi. Jadi tindakan operasi hanya sebagai jalan terakhir untuk tindakan keselamatan jika janin tidak mungkin lahir normal, atau jika mengancam nyawa janin dan ibunya.

Saat ini banyak sekali blog2 yang menyatakan bahwa tindakan operasi ini berbahaya dan harus dihindarkan, tanpa menjelaskan detail manfaat keselamatan janin dan ibu. Yang dibahas detil hanya kerugian2nya. Kondisi ini secara tidak sadar, akan menumbuhkan rasa takut terhadap tindakan operasi, sehingga pasien cenderung menghindari rumah sakit, padahal kasus yang terjadi adalah kasus yang tidak ada pilihan lain selain operasi.

Contoh kasus, pasien dengan letak lintang atau plasenta previa / letak di bawah, siapapun bidan paling pengalaman pasti akan menyerahkan kasus ini ke rumah sakit untuk tindakan operasi. Namun karena dapat masukan baik dari tetangga, orangtua, internet, blog yang selalu menakut-nakuti, membuat pasien ini mengambil keputusan yang salah. Pasien memilih tetap di rumah, menunggu mules datang dengan mengharapkan keajaiban. Yang terjadi justru sebaliknya, perdarahn hebat terjadi, posisi janin juga salah, akhirnya nyawa keduanya pun terlambat diselamatkan.

Kami harapkan pemberian informasi, janganlah didengar hanya satu pihak. Kami percaya bahwa 85% kasus persalinan akan berakhir normal. Nah, yang inilah yang boleh dilakukan persalinan normal dengan apapun caranya, apakah lotus birth, waterbirth, gentle birth dll.

Tapi bagaimana dengan yang 15% ? Yang 15% adalah kasus eklamsia, presentasi kaki, tali pusat menumbung, plasenta previa, bayi besar, bayi triplet, solusio plasenta, oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, dll. Segala bentuk masalah ini jangan sampai tidak diinformasikan. Sehingga para pasien yang masuk dalam kategori risiko tinggi yang 15% ini jangan sampai malah dapat informasi yang menakutkan tentang operasi sesar, yang membuat dia menahan diri untuk tidak ke rumah sakit dan akhirnya terlambat penanganannya. Secara moral, maka yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini adalah para pemberi informasi yang kurang obyektif menerangkan tentang risk dan benefitnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun