Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyerap Metode Partisipatif dalam Pelatihan Peace Education

14 Juni 2012   08:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang menarik pada hari ketiga pelatihan "Peace Education" adalah pada metodenya yang partisipatif. Seperti biasa, pelatihan selalu diawali dengan doa yang dipimpin oleh kelompok yang sedang bertugas. Ini adalah salah bentuk dari metode partisipatif. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, yang bertugas selama satu hari penuh. Tanggungjawab kelompok adalah memimpin doa pembukaan dan penutupan, menyiapkan ice breaker serta mengulas sekilas materi pada hari sebelumnya.

Setelah itu partisipan dibagi menjadi tiga kelompok. Tugas setiap kelompok adalah membuat poster bertema kerusakan lingkungan. Kelompok pertama membuat poster tentang Tanah, kelompok kedua tentang air dan kelompok ketiga tentang udara. Dalam poster itu harus memuat unsur-unsur: Kerusakan saat ini, penyebab, dampak dan ajakan untuk bertindak. Peserta membuat poster di atas kertas manila berukuran plano dengan crayon, spidol dan kertas warna-warni.

1339662726584333617
1339662726584333617

Pada sessi berikutnya, peserta diajak membuat mural. Mural adalah lukisan pada dinding atau tembok. Biasanya mengandung pesan-pesan sosial. Karena dalam pelatihan ini tidak ada dinding yang bisa dicorat-coret, maka peserta memggambarnya pada lembar kertas manila ukuran plano. Sekali lagi peserta bekerja berkelompok. Setiap kelompok mengerjakan mural dengan tema-tema yang sudah ditentukan. Tema besarnya adalah living with compassion and justice. Setelah itu dibagi menjadi sub-tema yaitu tentang hak-hak sipil, kekerasan terhadap perempuan dan tentang pertanian.

Sesudah makan siang, fasilitator menggunakan metode yang lain. Kali ini mengadopsi acara talk show di televisi. Sekali lagi peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok mendapat sebuah kasus untuk ditelaah.  Kasusnya adalah tentang ketidakdilan yang dialami oleh beberapa komunitas. Tugas kelompok adalah berperan sebagai anggota komunitas tersebut untuk berjuang mendapatkan keadilan. Setiap kelompok memilih satu orang untuk menjadi jurubicara dalam sebuah acara talkshow di televisi.

Ruang kelas diatur seolah-olah menjadi studio televisi. Fasilitator bertindak sebagai pembawa acara TV. Para jurubicara dari setiap komunitas diminta duduk di depan kamera. Selain itu ada juga dua pembicara lainnya. Mereka adalah partisipan yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai pejabat pemerintah dan aktivis LSM.

13396628681837131396
13396628681837131396
Talkshow

----------------------------

Karena Davao dekat dengan laut, maka menu makannya tak pernah lepas dari makan laut (seafood). Kota ini terkenal dengan hasil ikan tunanya. Kali ini lauknya adalah rumput laut rebus. Menurut artikel yang saya baca, rumput laut termasuk makanan yang sehat. Maka saya pun ambil banyak. Namun begitu suapan pertama masuk mulut, saya urung menyantapnya karena bau amisnya masih terasa menyengat. Sampai sekarang saya belum bisa menikmati makanan yang berbau amis.

1339663270776598613
1339663270776598613
-------------------------- Ini adalah bagian dari serial tulisan perjalanan dan pengalaman pelatihan tentang Peace Building yang diselenggarakan olehThe Mindanao Peacebuilding Institute, di kota Davao, Fillipina selatan, tanggal 14 Mei-s/d 1 Juni 2012. Saya akan berusaha untuk mengupdate tulisan jika ada kesempatan.

Baca juga:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun