Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sinergi Positif Pertalite dan Blue Core

27 Agustus 2015   20:16 Diperbarui: 27 Agustus 2015   20:16 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi Blue Core yang diusung oleh Yamaha mampu menghadirkan mesin yang lebih efisien, bertenaga, dan handal. Selama ini ada anggapan bahwa antara irit bahan bakar dan tenaga mesin berada pada kutub yang berseberangan. Sepeda motor yang disetel hemat bensin biasanya tidak bertenaga maksimal. Sementara mesin yang disetel bertenaga besar, biasanya boros bahan bakar.

Akan tetapi teknologi Blue Core memberikan terobosan yang dapat mendekatkan jarak di antara dua kutub ini. Dengan dukungan komponen berteknologi tinggi, maka mesin Yamaha generasi Blue Core dapat menjaga suhu mesin lebih stabil sehingga performa maksimal karena didukung performa mesin dengan sistem rendah gesekan yang mengurangi kehilangan tenaga berlebih. Sistem pendinginan yang lebih baik ini dapat menghemat konsumsi bahan bakar hingga 50 persen.

Pemakaian Pertalite sebagai sumber tenaga mesin Yamaha menghasilkan sinergi kinerja tinggi, efisien, namun tetap membuat mesin awet karena tidak muncul kerak atau kotoran pada mesin.  Kisi-kisi silinder lebih rapat dan tipis serta oil jet piston cooler yang berfungsi melepas suhu panas di ruang bakar. Yamaha terkenal Handal dengan teknologi khas Yamaha berupa DiASil Cylinder dan forged piston yang sudah terbukti 3 kali lebih awet dari silinder dan piston konvensional, 3 kali lebih kuat karena terbuat dari alumunium dan silikon dan 3 kali lebih ringan dari besi.

 

Konsumen Hijau

Hak atas lingkungan yang sehat menjadi salah satu hak konsumen. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) merumuskannya sebagai berikut: Konsumen memiliki “hak untuk hidup dan bekerja pada lingkungan yang tidak tercemar dan tidak berbahaya yang memungkinkan suatu kehidupan yang lebih manusiawi." Untuk mendapatkan hak atas lingkungan ini, konsumen juga berkewajiban turut serta dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Salah satu caranya adalah dengan menjadi Konsumen Hijau.

Yang dimaksud Konsumen Hijau, adalah konsumen yang selalu memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perilaku berkonsumsinya. Hal ini selaras dengan kewajiban konsumen perihal lingkungan. PBB merumuskan bahwa konsumen harus memiliki tanggung jawab untuk “memahami segala akibat tindakan konsumsi kita terhadap lingkungan.  Kita harus mengenali tanggung jawab pribadi dan sosial kita untuk menghemat sumberdaya alam dan melindungi bumi demi generasi mendatang." Sebagai contoh, seorang konsumen hijau akan berusaha mengurangi konsumsi kemasan plastik karena sampah plastik tidak dapat diurai oleh alam selama beratus-ratus tahun. Demikian juga dalam memilih alat transportasi  Pemilihan bahan bakar dan kendaraan yang lebih ramah lingkungan merupakan salah satu sumbangan konsumen untuk menjaga lingkungan ini tetap lestari dan nyaman untuk ditinggali.

** Ilustrasi grafis oleh Purnawan K

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun