Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sinergi Positif Pertalite dan Blue Core

27 Agustus 2015   20:16 Diperbarui: 27 Agustus 2015   20:16 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paparan timbal pada wanita di masa kehamilan dapat memperbesar risiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.

Apa yang Dapat Dilakukan?

Tubuh sebenarnya mampu mengeluarkan timbal. Diperlukan waktu 35 hari untuk mengeluarkannya. Sayangnya, bila setiap hari tubuh terpapar timbal, tidak ada waktu untuk mengeluarkannya. Akibatnya, timbal akan menumpuk di dalam tubuh. Bayangkan jika Anda pekerja komuter yang setiap hari ngelaju di jalan raya. Maka Anda berpotensi terpapar bahaya timbal. Risiko yang sama juga dialami oleh orang yang setiap hari harus bekerja di jalan raya seperti polisi lalu lintas, pekerja sektor transportasi, pengamen, pengasong, pekerja konstruksi, dll. Sistem pengeluaran racun pada tubuh tidak mampu mengimbangi kecepatan paparan timbal yang masuk. Akibatnya terjadi akumulasi racun timbal dalam tubuh.

Karena sumber utama timbal yang masuk ke tubuh kita melalui pernafasan maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menghapuskan zat aditif yang mengandung timbal pada bahan bakar bensin(premium).

Berkat pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) pada saat proses di kilang minyak, maka bensin beroktan tinggi didapatkan tanpa meminta bantuan timbal atau Tetra Ethyl Lead (TEL). Hasil percampuran ini oleh Pertamina diberi merek dagang “Pertalite.” Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi dengan harga lebih murah daripada Pertamax. Dengan kadar oktan tinggi, yaitu mencapai angka 90, Pertalite mampu menghasilkan tenaga lebih besar dan akselerasi lebih halus.

Mengapa harus oktan tinggi? Bensin merupakan bahan yang bisa terbakar dengan sendirinya ketika mendapatkan tekanan dalam ruang mesin. Tekanan yang cukup tinggi dibutuhkan oleh busi untuk mengeluarkan percikan api di ruang mesin. Percikan api memicu pembakaran di ruang mesin.

Bila kendaraan kita menggunakan bensin beroktan rendah, ada kemungkinan bensin terbakar sebelum busi mengeluarkan percikan api. Kondisi ini tidak diinginkan karena akan terjadi ketukan (knocking) pada mesin. Ketukan pada mesin menyebabkan mesin cepat rusak dan aus.

Untuk menghilangkan ketukan pada mesin maka digunakan bensin dengan bilangan oktan tinggi. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin kecil kemungkinan bensin terbakar secara spontan. Bilangan oktan adalah angka yang menggambarkan tingkat ketahanan bensin sebelum terbakar secara spontan ketika mendapatkan tekanan.

Saat ini bilangan oktan diukur berdasarkan Research Octane Number (RON). Nilai RON didapatkan dengan mengukur bensin dalam suatu mesin uji. Bensin terdiri dari campuran oktana yang tidak mudah terbakar secara spontan dan heptana yang mudah terbakar secara spontan. Pertamina mengklaim bahwa Pertalite memiliki nilai RON 90. Itu artinya, Pertalite terdiri dari 90 % oktana dan 10% heptana.

Mesin yang Efisien

Tingkat pencemaran udara juga dapat dikurangi dengan menggunakan kendaraan yang memiliki sistem pembakaran yang efesien. Salah satu cirinya adalah sedikit mengeluarkan asap pada knalpotnya. Itu artinya, mesin tersebut relatif tidak banyak mengeluarkan emisi gas berbahaya ke udara bebas. Mesinnya mampu membakar bahan bakar secara sempurna sehingga mampu mentransformasikannya menjadi tenaga secara optimal. Proses pembakaran yang sempurna ini menjadikan penggunaan bahan bakar lebih hemat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun