Dengan menumpang bis carteran, kami beranjak menuju kota Hanoi. Secara fisik, kota Hanoi tidak berbeda dengan Jakarta, hanya saja kemacetannya tidak begitu parah. Sama seperti di Jakarta, trotoar juga diserobot oleh pedagang kaki lima dan untuk parkir kendaraan. Jumlah pengguna sepedamotor di Hanoi ini sangat besar. Beberapa di antaranya terlihat mengendarai sepedamotor tanpa menggunakan helm. Jika kami berjalan kaki di Hanoi, Kan menyarankan agar kami berjalan pelan. "Jangan berlari," anjur Kan, "soalnya sepedamotor dapat datang dari arah mana saja." Kalau berlari, maka kewaspadaan kita akan berkurang.
Kan mengantarkan kami ke restoran sea-food. Kami menyantap 11 jenis makanan chinese-food. Dengan perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke hotel Golden Silk untuk bermalam dan memulihkan tenaga untuk jalan-jalan hari kedua.
Tulisan terkait:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H