Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

SMS Imajiner Pilatus ke Herodes

28 Maret 2013   22:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_235128" align="aligncenter" width="338" caption="Sumber: http://www.punchdrunkcritics.com"][/caption] Dari: Pilatus Prefek ke-5 dari Provinsi Iudaea Kekaisaran Romawi Kepada: Raja Herodes, Tetrakh Galilea 1. Saya menerima informasi dari beberapa sumber bahwa ada pria yang punya kegemaran blusukan ke berbagai tempat yang kumuh. Dia bahkan makan bersama dengan para penjahat, sampah masyarakat dan orang miskin lainnya. Saya mengkhawatirkan fenomena ini  karena pria ini sekarang menjadi populer. Survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa pria ini selalu menempati peringkat pertama sebagai calon favorit pemimpin negeri ini. 2. Saya tidak tahu apa yang menjadi agenda pria, tapi saya prihatin melihat orang banyak yang mulai mengelu-elukan namanya. Ketika saya turba, masyarakat malah memanggil-manggil nama pria ini, dikiranya dia ikut dalam rombongan saya. Saya khawatir masyarakat tidak lagi mengagumi dan memuji-muji kehebatan saya dalam memimpin negeri ini. 3. Saya juga mendapatkan informasi dari sumber intelijen bahwa pria ini mulai menyerang kewibawaan para pemimpin agama. Pria ini mengkritik praktik keagamaan di negeri ini yang hanya menonjolkan ritual saja tapi tidak menyentuh aspek spiritualtasnya. Lebih parah lagi, pria ini mengecam kegiatan keagamaan di negeri ini sebagai perbuatan munafik. Dia mengibaratkan seperti kuburan yang dilabur putih. Dari luar tampak bersih, tapi dalamnya busuk. Yang lebih memprihatinkan, pria ini bahkan menjuluki pemimpin agama di negeri ini sebagai keturunan ular beludak. Menurut saya, ucapan ini tidak menunjukkan sikap santun seperti yang selalu saya tekankan. 4. Sikap konfrontatif pria ini telah memprovokasi para pemuka agama. Sore tadi para pemuka agama ini mengerahkan laskar pengawal agama untuk menangkap pria ini ketika sedang berdoa di taman Getsemane. Para pengikutnya dibuat kocar-kocir oleh serangan itu. Mereka lalu menggelandang pria ini ke rumah Imam Besar Kayafas. Di hadapan Imam Besar, mereka menuduh pria ini telah menodai agama mereka. 5. Baru saja mereka membawa pria ini ke hadapan saya. Mereka mendesak saya untuk menghukum pria ini. Saya sudah sudah memeriksa pria ini dan tidak mendapati kesalahan apa pun yang patut dihukum. Akan tetapi para pemimpin agama ini sudah terlanjur murka dan gelap mata. Mereka lalu memutar balikkan fakta dan ingin menggulingkan kedudukan saya. Ini kan kudeta, namanya. Padahal saya ingin mengakhiri masa tugas saya dengan elegan, setelah itu saya akan membuka usaha warung mi dan nasi goreng. 6. Setelah saya tanya, ternyata pria ini berasal dari Galilea. Dan saya tahu bahwa Galilea adalah wilayah hukum Saudara. Sebagai orang yang menjunjung tinggi hukum, maka dengan ini saya mengirimkan pria ini ke istana Saudara. Silakan Saudara proses pria ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan seperti yang selalu saya dengung-dengungkan, saya tidak akan mengintervensi proses hukum. 7. Untuk selanjutnya saya akan fokus pada masalah yang sangat penting dan mendesak yaitu mengikuti Kongres Luar Biasa dan merampungkan album lagu berikutnya. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun