Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kesaktian Komunikasi Nirkabel

11 Desember 2012   13:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:50 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13552283742071327041

[caption id="attachment_213943" align="aligncenter" width="576" caption="Respons Erupsi Merapi"][/caption] Jangan menyepelekan internet. Media pertemanan di dunia maya ini ternyata dapat digunakan untuk mengumpulkan dana dan menggalang aksi di dunia nyata. Manfaat ini saya dapatkan selama menjadi relawan kemanusiaan bencana Merapi. Sejak terjun sebagai relawan pada akhir bulan Okober 2010, saya berusaha menyempatkan diri untuk mengabarkan kegiatan pos kemanusiaan melalui Facebook, Twitter dan milis yang saya ikuti. Saat berada di lokasi, sedapat mungkin saya melaporkan perkembangan terbaru melalui pesan teks. Banyaknya menara BTS di lereng Merapi ternyata menguntungkan relawan dalam berkomunikasi. Komunikasi melalui handphone sangat menunjang tugas kerelawanan. Selain itu relawan juga punya media untuk memberikan kabar terkini via Twitter dan Facebook. Selanjutnya, jika sudah sampai di posko maka saya mengunggah foto dan video berkat dukungan dari infrastruktur jaringan komunikasi Indosat yang handal. Informasi yang diunggah di Facebook ternyata memiliki efek bola salju. Posting-an saya muncul pada dinding (wall) milik lebih dari 1000 teman saya. Ketika saya memberi tanda (tag) pada seseorang, maka posting-an saya juga muncul di semua dinding milik orang-orang yang berteman dengan orang itu. Ketika teman saya membagikan (share) iinfo yang saya unggah, maka semakin banyak orang yang terdedah oleh informasi itu. Demikianlah, lama-kelamaan orang-orang mulai berminat dengan aksi kemanusiaan yang kami lakukan. Satu-persatu mulai berkomentar dan mengirimkan pesan pribadi untuk menanyakan cara intuk memberikan bantuan kemanusiaan, baik itu dari  dari kantong pribadinya, tempat kerjanya, atau komunitasnya. Ada yang mentransfer uang, mengirimkan barang, bahkan ada yang mengirimkan pulsa! Selain itu, kami juga mendapatkan kenalan-kenalan baru melalui jejaring ini. Ada seorang relawan veteran di Jakarta yang rupanya diam-diam memantau dan mengamati kegiatan kami dari jauh. Dia memberikan rekomendasi kepada sebuah gereja untuk menyalurkan bantuannya melalui kami. Padahal kami belum pernah sekali pun bertemu muka dengan muka. Lalu ada seorang perempuan di Jakarta yang berminat bergabung dalam salah satu aksi yang kami selenggarakan. Saya belum pernah bertemu dengannya. Kami hanya berteman dan berinteraksi melalui Facebook. Hingga suatu hari dia menulis pesan bahwa ingin ikut kegiatan kami. Meski waktunya mepet, namun dia berhasil mendapatkan tiket pesawat sehari sebelumnya. Keesokan harinya, dia terbang kembali ke Jakarta usai bergabung dengan kegiatan kami. Tidak hanya di Indonesia, informasi yang kami sajikan ternyata juga diakses di luarnegeri, seperti di Singapura, Australia, dan Amerika Serikat. Fasilitas pesan pendek yang dimiliki jaringan Indosat  juga menjadi media pekabar yang ampuh. Kami membuat sistem SMS massal untuk keperluan tanggap bencana. Saat Merapi erupsi besar pada bulan Nopember 2010, banyak pengungsi yang kocar-kacir menyelamatkan diri ke kota Klaten. Erupsi terjadi pada malam hari. Situasinya kacau. Banyak tempat pengungsian yang tidak siap menampung ratusan orang dalam sekejap. Sejak datang mereka belum makan. Malam itu juga kami lalu mengirimkan SMS kepada semua kenalan yang ada di Klaten agar menyumbang nasi bungkus.  Paginya, terkumpul ratusan nasi bungkus yang disumbangkan oleh warga secara spontan. Kami bergegas mengirimkan nasi bungkus itu ke barak-barak pengungsi yang disantap dengan ucapan syukur oleh para pengungsi. Semua itu dimungkinkan terjadi karena jasa pesan pendek yang menjangkau ratusan nomor dalam sekejap. Dengan tarif per SMS yang semakin terjangkau dan paket koneksi internet yang murah, maka biaya komunikasi lewat telepon nir kabel ini tidak memberatkan bagi keuangan posko tanggap bencana. Akan tetapi penggunaan internet juga dapat menjadi kontraproduktif dalam aksi kemanusiaan. Saat memulai proyek pembangunan rumah inti bagi korban gempa di Jawa Barat, kami mendapatkan resistensi dari salah satu kelompok masyarakat di luar penerima manfaat. Mereka mengkhawatirkan bahwa bantuan kemanusiaan ini dapat mengusik kemapanan di sana. Kami masih diizinkan melanjutkan proyek kemanusiaan ini, tetapi dilarang mempublikasikan kegiatan kami. Kami menyetujui syarat ini karena kami memang tidak mencari publisitas dalam aksi ini. Akan tetapi ternyata ada perbedaan persepsi soal terminologi "publikasi" ini. Kelompok penentang ini memprotes ketika kami memberikan informasi kegiatan kami melalui jaringan Facebook. Menurut mereka, kami telah melanggar komitmen dengan publikasi. Namun kami memiliki argumen lain. Yang dimaksud dengan publikasi adalah pemberitaan melalui media massa. Sedangkan Facebook adalah media jejaring sosial, bukan media massa. Melalui jejaring sosial ini kami memberikan laporan kepada teman-teman dan lembaga-lembaga yang ikut menyumbang dalam proyek ini. Kami harus memberikan laporan perkembangan proyek kepada pihak-pihak yang selama ini mendukung kami. Ini adalah bagian dari pertanggungjawaban. Meski pernah mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan namun secara pribadi saya tidak trauma untuk memanfaatkan dunia internet sebagai alat bantu dalam aksi kemanusiaan. Yang perlu kami lakukan adalah lebih bijak dan berhati-hati dalam mengunggah informasi. Dengan semakin baiknya infrastruktur jaringan, maka teknologi komunikasi nirkabel ini akan sangat menunjang kerja-kerja relawan tanggap bencana. Berikut ini salah satu contoh video yang diunggah:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun