Reformasi pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak lagi dapat ditunda. Kondisi pendidikan yang memprihatinkan telah mengorbankan masa depan generasi muda. Berdasarkan data Kemendikbudristek (2023), lebih dari 30% sekolah di NTT tidak memiliki fasilitas dasar seperti ruang kelas layak, perpustakaan, dan akses teknologi. Reformasi mendesak dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur, terutama di wilayah pedesaan. Selain itu, pelatihan berkala bagi guru harus dilakukan agar mereka mampu menerapkan metode pembelajaran modern yang relevan dengan kebutuhan siswa. Tanggung jawab ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah tetapi  harus didukung oleh keterlibatan aktif masyarakat dan sektor swasta. Misalnya, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), sektor swasta dapat berkontribusi dalam pengadaan fasilitas sekolah atau beasiswa.
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang memancarkan harapan, bukan ruang yang membelenggu potensi siswa. Pendidikan yang bermakna harus mampu membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi setiap anak. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak agar kualitas pendidikan di NTT dapat diperbaiki. Mari bersama-sama berkontribusi, sekecil apa pun, untuk mewujudkan pendidikan yang layak bagi siswa NTT. Masa depan mereka ada di tangan kita semua.
By Agustina Purnami Setiawi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H