Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Semifinal Ganda Campuran Asian Games: Indonesia vs Tiongkok

28 September 2014   01:51 Diperbarui: 26 Mei 2016   20:01 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Target medali emas dari nomor ganda campuran terbuka lebar, setelah dua pasangan ganda campuran Indonesia berhasil mengamankan dua tempat di semifinal ganda campuran bulutangkis Asian Games 2014. Adalah duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, peringkat keempat dunia dan Juara Dunia 2013, yang lebih dulu melangkah ke babak semifinal setelah berhasil menyingkirkan ganda campuran tuan rumah, peringkat 68 dunia, Shin Baek Choel/Chang Ye Na, rubber game, 19-21, 21-16, 21-9.

Seperti dilansir oleh situs resmi PBSI, kekalahan ini diakui Shin Baek Choel karena mereka grogi menghadapi Tontowi/Liliyana. Tontowi/Liliyana merupakan salah satu ganda campuran yang disegani. Keduanya cukup konsisten berada di kisaran empat besar dunia. Juara All England 2012, 2013, dan 2014 ini dan ketiga pasang ganda campuran top dunia lainnya (Zhang Nan/Zhao Yunlei, Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen, Xu Chen/Ma Jin) kerap kali bergantian juara di turnamen bulutangkis dunia. Karena sering menguasai semifinal turnamen bulutangkis, sejumlah pecinta bulutangkis menyebut mereka Fantastic Four.

Tak lama berselang giliran pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto yang memberikan kabar gembira. Seolah tak mau kalah dengan kakak kelas mereka, peringkat 19 dunia ini ikut melangkah ke semifinal setelah mengalahkan andalan Korea lainnya, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na, juga dengan rubber game, 21-9, 9-21, 21-15. Praveen/Debby yang tidak diunggulkan dalam turnamen ini sukses menjungkalkan pemain unggulan keempat! Prestasi Praveen/Debby memang belum secemerlang Tontowi/Butet. Sejak dipasangkan pada akhir tahun 2013, capaian terbaik mereka untuk level kejuaraan dunia dan turnamen sekelas superseries adalah menjadi kuarterfinalis. Namun, di beberapa kesempatan, mereka mampu mengalahkan ganda yang berperingkat lebih tinggi dan merepotkan pemain dunia.

Di babak semifinal besok, Praveen/Debby, yang saat ini ada di peringkat 19 dunia, akan lebih dulu bertanding berhadapan dengan unggulan pertama, pemain nomor satu dunia, sekaligus juara dunia 2014 dari Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Ini kali kedua Praveen/Debby berhadapan dengan sepasang kekasih itu. Pertemuan terakhir kedua pasangan ini berlangsung di babak delapan besar India Open Super Series 2014. Praveen/Debby kalah rubber game 21-19, 10-21, 13-21. Semoga ganda Indonesia ini bisa membalas kekalahan.

Pada pertandingan semifinal berikutnya, giliran Tontowi/Liliyana, unggulan ketiga, akan berhadapan dengan musuh bebuyutan mereka, unggulan kedua asal Tiongkok, Xu Chen/Ma Jin. Kedua pasangan sudah bertemu sebanyak 14 kali. Sejauh ini Xu/Ma menggungguli Tontowi/Liliyana dengan sembilan kali kemenangan. Kemenangan terakhir Xu/Ma diperoleh dengan mempermalukan Tontowi/Liliyana di hadapan publik sendiri, di turnamen Indonesia Open Superseries Premier 2014, dengan skor 21-18, 12-21, 15-21.

Indonesia vs Tiongkok
Dengan menempatkan masing-masing dua wakil di babak semifinal, maka pertandingan semifinal ganda campuran bulutangkis Asian Games ini sejatinya merupakan pertandingan dua negara: Indonesia dan Tiongkok. Tiga dari empat semifinalis merupakan ganda-ganda yang sudah sering kali bertemu dan sering kali mengalahkan satu sama lain. Pada Olimpiade London 2012, Xu/Ma-lah yang memupuskan harapan Tontowi/Liliyana untuk meraih medali emas, dan lolos ke final, berhadapan dengan Zhang/Zhao yang keluar sebagai juara. Pada Kejuaran Dunia 2013, justeru Tontowi/Liliyana yang memupuskan harapan Zhang/Zhao untuk meraih medali emas, dan lolos ke final berhadapan dengan Xu/Ma, lalu keluar sebagai juara. Karena itu, mereka sudah saling mengenal pola permainan masing-masing dan mengetahui kelemahan dan kekuatan lawan.

Tiongkok, dengan dua pasang ganda campuran unggulannya, tentunya berharap mendominasi partai puncak dengan mempertemukan Zhang/Zhao dan Xu/Ma, sebagaimana terjadi pada final Kejuaraan Dunia 2014 lalu. Namun, Indonesia juga tidak akan tinggal diam. Tontowi/Liliyana punya misi tersendiri di Asian Games kali ini. Jauh sebelum Asian Games digelar, tepatnya setelah menjuarai Kejuaran Dunia 2013, mereka telah menetapkan Asian Games 2014 sebagai sasaran gelar selanjutnya. Apalagi pada Kejuaraan Dunia 2014, Totowi/Lilyana tidak bisa ambil bagian karena Tontowi mengalami cedera. Medali emas dari Asian Games tentu dapat menjadi tambahan koleksi prestasi yang juga membanggakan.

Bagi Praveen/Debby, turnamen Asian Games ini tentu menjadi ajang pembuktian bahwa mereka mampu bersaing dengan pemain-pemain top dunia. Keberhasilan mereka melangkah ke babak semifinal menunjukkan bahwa mereka juga dapat diandalkan untuk diberi beban juara. Jadi, beban itu tidak melulu diletakkan di atas pundak Tontowi/Liliyana. Namun, langkah Praveen/Debby di semifinal tidaklah mudah. Zhang/Zhao merupakan finalis Asian Games 2010. Kala itu, mereka harus puas dengan medali perak, setelah dikalahkan oleh ganda Korea Selatan, Shin Baek Choel/Lee Hyo Jung. Kesempatan Asian Games kali ini tentu tak akan mereka sia-siakan untuk mendapatkan capaian yang lebih baik. Mereka pasti berusaha keras untuk tidak lagi mengoleksi medali perak! Nomor ganda campuran sekaligus nomor terakhir yang dilakoni Zhao Yunlei, setelah di nomor ganda puteri, bersama Tian Qing, gagal ke final, dikalahkan oleh ganda puteri Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Namun, tidak ada yang mustahil. Pertandingan Praveen/Debby hari ini membuktikan itu. Mereka bisa mengalahkan pemain unggulan. Mereka juga patut diperhitungkan dan diwaspadai lawan, seperti halnya kakak kelas mereka!

(Saat ini ditulis, pebulutangkis Indonesia lainnya berhasil menorehkan prestasi: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil ke final. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berhasil membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Gyeyang Gymnasium, Incheon. Terima kasih atas perjuangannya di lapangan tanding).

Maduratna, 27 September 2014

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun