Pernah mendengar "ikan mas arsik"? Mungkin sudah pernah mencicipinya? Kalau belum, mampirlah ke lapo terdekat. Halak hita*) tentu sudah tidak asing dengan kuliner khas Batak yang satu ini. Ikan mas arsik merupakan ikan mas yang diolah menggunakan sejumlah bumbu. Kuliner ini sering disajikan pada acara adat Batak dan acara khusus di keluarga Batak, seperti acara syukuran.
Pada acara pernikahan adat Batak, ikan mas arsik inilah yang disuapi kedua orang tua mempelai perempuan kepada kedua mempelai. Ikan mas arsik jualah yang disajikan untuk kedua mempelai saat bersantap di pelaminan.
Ikan mas arsik menjadi salah satu menu utama yang disajikan mama saat arisan keluarga di rumah kami. Biasanya, mama memasak 5 kg ikan mas arsik dan persiapannya dilakukan dua hari sebelum hari H. Demi mendapatkan ikan mas berukuran besar, mama sampai memesan ikan mas.
Pagi-pagi mama beranjak ke pasar demi mendapatkan bahan terbaik. Secara khusus, mama berbelanja di pasar yang lebih besar dari pasar di dekat rumah yang rutin dikunjunginya. Letaknya yang lebih jauh tak menjadi soal baginya. Di samping mendapatkan bahan yang lebih segar, di sana mama bisa mendapatkan bahan andalan membuat ikan mas arsik, yaitu andaliman, bumbu khas yang membuat lidah "bergetar".
Berhubung mama lebih suka mengolah bumbu sendiri (bahkan menghaluskan bumbu pun harus dengan cobek), mama melibatkan anggota keluarga untuk bahu-membahu mengolah bumbu. Rincian pembuatan ikan mas arsik dapat dilihat di sini.
Dari sejumlah kuliner andalan mama, ikan mas arsik adalah kuliner yang pembuatannya paling menyita tenaga dan waktu. Ikan mas, yang awalnya berkuah, dimasak mama hingga kuahnya menguap. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Dengan telaten mama memantau prosesnya hingga sesuai dengan standar yang ditetapkannya.
Saat memasak ikan mas arsik, totalitas mama begitu nampak. Setiap tahap yang mama lakoni menggambarkan semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Motivasinya sederhana: ingin menyenangkan lidah setiap keluarga yang berkunjung ke rumah. Tak heran ikan mas arsik mama begitu berkesan, setidaknya bagi keluarga kami.
"Arsik niToba," begitu komentar yang mama terima di suatu kesempatan arisan di rumah kami.
Bahkan ada yang meminta untuk dibungkuskan ikan mas arsik selepas acara arisan keluarga. Dengan senang hati mama membungkusnya bagi siapa saja yang meminta, sepanjang masih tersedia di meja. Untuk mendukung acara "membungkus" ini, mama sudah menyediakan kantong plastik di rumah. Hehe.
Bagi saya, mama tidak sekadar memasak ikan mas arsik. Mama seolah mengajar ini-itu lewat serangkaian aktivitas yang dilakukannya saat memasak. Kebersamaan dan semangat untuk memberikan yang terbaik, bahkan semangat berbagi menjadi pelajaran yang mama hadiahkan bagi saya. Menuliskannya di sini jauh lebih mudah dibandingkan melakoninya kelak. Semoga saya bisa ya, Ma.