Mohon tunggu...
Virgina Sanni
Virgina Sanni Mohon Tunggu... -

perempuan, puisi, melodi, dan keindahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kloning Berita (TIDAK) Sejahtera

26 April 2013   14:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita adalah hasil produksi dari karya – karya jurnalis yang merupakan potret dari apa yang terjadi pada realitas. Membicarakan berita, saya akan mencoba melihat pula jurnalisnya.  Pernahkah anda melihat berita-berita yang hampir mirip bahkan sudut pengambilan gambarnya pun tak jauh berbeda? Saya yakin anda pernah mengalaminya. Apa penyebabnya? Inilah sedikit penemuan saya.

Televisi nasional dalam membuatkan sebuah berita memiliki kontributor-kontributor yang berada di daerah-daerah. Kontributor – kontributor yang berada di daerah ini berguna untuk memberikan berita lokal yang berpotensi menjadi berita nasional. Kontributor tersebut, walaupun berasal dari media yang berbeda, dalam lapangan ternyata membentuk kelompok-kelompok untuk liputan. “Ya, itu memang terjadi di lapangan.Bahkan di Surabaya sendiri pun ada. Biasanya setelah liputan masing-masing mereka akan berkumpul untuk bagi-bagi gambar, maka dari itu sudut pandang berita akhirnya menjadi tidak jauh beda,” ujar Andreas Wicaksoso, Sekretaris AJI Surabaya. Selain itu terdapat hal lain yang menjadi faktor yakni rendahnya kualitas para jurnalis di daerah karena rekrutmen yang terjadi tidak memiliki pola pasti. “Rekrutmen dari dulu memang tidak berpola dan seiring berjalannya waktu tidak ada pelatihan dari redaksi pusat untuk kontributor daerah. Baru sekarang ini ada 1 atau 2 media saja yang melakukan hal tesebut,” tambahnya. Makadari itu jurnalis kesulitan untuk berpikir sudut pandang apa yang bagus untuk dijadikan berita sehingga dalam pembuatan berita masing-masing akan memiliki “gaya” nya sendiri.

Waa... saya sungguh terkejut melihat bagaimana kompleksitas yang terjadi dalam dunia seorang jurnalis. Tunjangan “amplop”, pengkloningan media, hal yang awalnya tak pernah saya pikiran apalagi dapat melihatnya langsung. Apa kesejahteraan menjadi faktornya? Menurut saya ya, karena dalam berbagai pekerjaan, kesejahteraan begitu penting untuk membuat pekerja loyal dengan perusahaannya. Salam dan Mari Terus Berkarya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun