Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan kualitas hidup manusia harus diperhatikan kelestarian sumberdaya alam, khususnya sumberdaya air. Namun tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air tawar, sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Sumberdaya air yang terdapat di daerah tersebut umumnya berkualitas buruk, misalnya air tanahnya yang payau atau asin. Sumber air yang secara kuantitas tidak terbatas adalah air laut, walaupun kualitasnya sangat buruk karena banyak mengandung kadar garam atau TDS (Total Dissolved Solid) sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu cara adalah dengan penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM (sumberdaya manusia), selain kondisi sumber air bakunya sendiri. Proses pengolahan air laut menjadi air tawar tersebut dikenal sebagai proses desalinasi.
Pada era industrialisasi dengan kemajuan yang sangat pesat seperti sekarang ini mengakibatkan kenaikan tingkat sosial ekonomi masyarakat juga. Keadaan tersebut ditambah dengan terus meningkatnya jumlah penduduk akan semakin memacu peningkatan jumlah kebutuhan hidup manusia, khususnya air minum. Dengan meningkatnya permintaan akan air bersih dan semakin terbatasnya sumberdaya air di alam, maka peningkatan efisiensi proses pengolahan air juga merupakan syarat utama. Demikian halnya dalam penerapan sistem desalinasi ini, untuk mengoptimalkan efisiensi proses ditempuh sistem penggabungan/kombinasi dengan proses pengolahan secara konvensional.
Air asin atau air payau adalah larutan yang mengandung beberapa jenis zat terlarut seperti garam-garam, yang jumlahnya rata-rata 3 sampai 4,5%. Desalinasi berarti pemisahan air tawar dari air asin. Metoda yang digunakan pada proses ini disebut desalinasi air asin. Dalam pemisahan air tawar dari air asin, ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain yakni porses distilasi/penguapan, teknologi proses dengan menggunakan membran, proses pertukaran ion dll.
Proses desalinasi dengan cara distilasi adalah pemisahan air tawar dengan cara merubah phase air, sedangkan pada proses dengan membran yakni pemisahan air tawar dari air laut dengan cara pemberian tekanan dan menggunakan membran reverse osmosis atau dengan cara elektrodialisa. Disamping alat desalinasi itu sendiri, perlengkapan lainnya yang umum pada proses desalinasi adalah sistem intake air laut termasuk pompa intake, saringan kasar dan saringan halus, perpipaan air laut, perpipaan air hasil proses (air tawar) dan tanki penampungan, peralatan energi (listrik) dan sistem distribusi dan lain sebagainya.
PT Purione Megatama sebagai salah satu perusahaan yang memberikan solusi komprehensif pada bidang pengolahan air bersih dan air minum serta sudah mengerjakan instalasi pengolahan air di beberapa wilayah Indonesia.
Desalinasi Air Laut Dengan Proses Osmosis Balik (Reverse Omosis, RO)
1. Pinsip Dasar Reverse Osmosis
Apabila dua buah larutan dengan konsentarsi encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh membran semi permeable, maka larutan dengan konsentrasi yang encer akan terdifusi melalui membran semi permeable tersebut masuk ke dalam larutan yang pekat sampai sampai terkesetimbangan konsentarsi. Phenomena tersebut dikenal sebagai proses osmosis.
Sebagai contoh misalnya, jika air tawar dan air laut (asin) dipisahkan dengan membran semi permeable, maka air tawar akan terdifusi ke dalam air asin melalui membran semi permeable tersebut sampai terjadi kesetimbangan. Daya pengggerak (driving force) yang menyebabkan terjadinya aliran /difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi permeable tersebut dinamakan tekanan osomosis. Besarnya tekanan osmosis tersebut tergantung dari karakteristik membran, temperatur air, dan konsentarsi garam yang terlarut dalam air.
Apabila pada suatu sistem osmosis tersebut, diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan berbalik yakni dari dari air asin ke air tawar melalui membran semi permeable, sedangankan garamnya tetap tertinggal di dalam larutan garammya sehingga menjadai lebih pekat. Proses tersebut dinakanan osmosis balik (reverse osmosis).
Suatu membran (selaput) yang memungkinkan lewatnya hanya jenis-jenis molekul tertentu disebut membran semipermeabel. Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi encer akan terdifusi melalui membran semipermeabel dan masuk ke dalam larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Peristiwa ini dikenal dengan proses osmosis. Sebagai contoh, jika air tawar dan air laut (asin) dipisahkan dengan membran semipermeabel, maka air tawar akan terdifusi ke dalam air asin sampai terjadi kesetimbangan.
Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik (RO), tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itu pada kenyataanya, untuk mengasilkan air tawar maka air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam sutu modul membrane osmosis balik yang mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air garam yang telah dipekatkan (reject water).
Di dalam membrane RO tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, akan terpisah dan akan terikut ke dalam air buangan (reject water). Oleh karena itu air yang akan masuk kedalam membran RO harus mempunyai persyaratan tertentu misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, pH harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan calsium dan lainnya.