Mohon tunggu...
Buya Tri Harmoko
Buya Tri Harmoko Mohon Tunggu... Human Resources - Bukan Pujangga

Belajar menulis, pekerja dan belajar wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Makro Terhadap Industri Pariwisata

9 April 2018   13:51 Diperbarui: 9 April 2018   13:53 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerintah telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk melaksanakan APBN 2018. Di mana, asumsi dasar makro ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, inflasi 3,5%, nilai tukar Rp 13.400 per US$. Salah satu fokus dalam APBN 2018 adalah pembangunan infrastruktur, dengan alokasi belanja infrastruktur hanya naik Rp 22,4 triliun dari tahun 2017 menjadi Rp 410,7 triliun.

Sasaran pembangunan infrastruktur pada 2018 diantaranya adalah pembangunan jalan baru, jalan tol, jembatan, jalur kereta api, LRT dan bandara baru.Pembangunan infrastruktur ini menjadi salah satu penjamin bahwa industri pariwisata akan menjadi investasi yang menjanjikan.

Belakangan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata melesat. Pasalnya, wisata atau travellingsaat ini tidak hanya sekedar gaya hidup dan monopoli orang-orang berkantong tebal. Travelling menjadi suatu kebutuhan,utamanya bagi 78 juta jiwa generasi millenial. Kemudahan untuk mencapai destinasi-destinasi tertentu karena infrastruktur yang dibangun, membuat sektor pariwisata dalam negeri menjadi industri yang menjanjikan.

Selain infrastruktur, jumlah hotel yang mendukung industri pariwisata juga naik signifikan. Di Bandung misalnya, sebagai salah satu kota tujuan wisata favorit, pada 2016 sudah terdapat 500 hotel dengan ketersediaan hingga 30 ribu kamar.

Wisatawan yang disasar pun tidak hanya domestik. Pemerintah telah memberlakukan bebas visa kunjungan ke Indonesia bagi 169 negara untuk menarik wisatawan mancanegara mengunjungi Indonesia. Sejumlah wacana untuk menjadikan bandara di kota wisata seperti Bandung dan Malang sebagai bandara internasional adalah cara untuk menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara. Maskapai asal Singapura dan Malaysia dikabarkan tertarik untuk membuka penerbangan langsung ke bandara Abdurahman Saleh Malang. Sedangkan bandara Husein Sastranegara Bandung menargetkan bisa membuka hingga 5 rute penerbangan internasional langsung, diantaranya dari Tiongkok dan Thailand.

Data kementerian pariwisata menyebutkan, bahwa tahun ini jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia naik sebesar 20%. Ini menjadi isyarat, bahwa pemerintah memberi dorongan lebih untuk sektor wisata dalam negeri, dengan arah kebijakan yang telah dilakukan selama ini.

Dari hal tersebut bisa dikatakan bahwa informasi mengenai daya beli masyarakat  Indonesia menurun, juga diimbangi dengan meningkatnya tingkat perjalanan dan usaha pariwisata. Jangan lupa bahwa generasi milenial sangat suka jalan-jalan, bahkan rela menangguhkan membeli tempat tinggal untuk sekedar dapat berwisata atau hang out.

 Jadi, anda siap berwirausaha di bidang pariwisata? Atau ya setidaknya harus menjajal usaha pendukungnya sektor pariwisata seperti kuliner. Karena pariwisata masih dan akan menjadi primadona di Indonesia dalam beberapa jangka waktu kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun