“Hai kau bangun sudah saat nya giliranmu di eksekusi”kata penjaga lapas. “pak penjaga tolong sampai kan surat terakhirku untuk putraku saat aku sudah tiada”kata shaqiri. “baiklah akan aku sampaikan” kata penjaga lapas. “terimakasih” kata shaqiri. “sama-sama” penjaga lapas.
Malam ini dalah malam terakhir dalam hidupku ,12 senapan sudah siap mengambil nyawaku, aku adalah presiden termuda dan pertama yang di hukum mati. Semuanya berawal dari keinginanku merubah negeri ku yang tercinta ini bebas dari korupsi dengan mengeluarkan hukuman mati bagi para koruptor dan aku tergoda oleh godaan setan yang terkutuk untuk korupsi .
15 tahun lalu aku lulus SMA dengan mendapatkan nilai yang memuaskan dan mendapatkan beasiswa dari perguruan tinggi negeri terkenal di negeriku. Aku memilih jurusan politik walaupun kedua orang tua ku melarangku untuk mengambil jurusan itu.orang tua tidak ingin nasib ku seperti pamanku yang di asingkan karena dijebak lawan politiknya. Walaupun pun seluruh keluarga besar ku tak mendukung aku terus keukeh memilih jurusan ini, karena walaupun kata orang politik itu kotor tetapi aku masih tetap dengan keputusan ku mengambil jurusan politik.
Belajar berpolitik itu menyenangkan karena kita bisa berbicara di depan orang banyak dan kami saling bertukar pendapat untuk menjadi yang lebih baik lagi. Saat ku kuliah dulu aku sangat terkenal di kampus karena aku menjadi ketua BEM di kampus. Kami tak segan berunjuk rasa bila ada kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan rakyat.
Tak terasa 5 tahun berlalu dengan cepat aku menyelesaikan kuliah S2 ku dan aku mendapatkan prestasi lulusan terbaik di kampusku dan mendapat beassiswa kuliah S3 di luar negeri, disana keadaan nya berbeda sekali dengan dinegaraku, dimana mereka terus megembar gemborkan HAM, ya walaupun tidak semuanya baik. Mereka memakai ideologi yang berbeda dengan negeriku dan para pengamat politik di negaraku terus menbandingkan POLITIK, HAM, dan ideologi dengan negara ini, padahal ideologi negara ku lebih baik dan lebik sesuai dengan karakter bangsa kami, dari pada ideologi negara tempat kuliahku ini. Disini aku banyak bertemu para mahasiswa dari berbagai negara dan kami saling bertukar pikiran tentang politik dan ideologi negara masing-masing.
2 tahun kemudian aku menyelesaikan kuliah S3 ku. Aku pun kembali ke tanah air, di sana aku menikah ditawari menjadi pengamat politik dalam suatu acara di stasiun televisi lokal. Dan aku menerimanya aku bekerja di sana selama 3 tahun, kemudian aku keluar dari pekerjaan ku dan bergabungkan dengan salah satu partai politik besar di negeri ini.
Setahun kemudian aku di karuniai seorang anak laki-laki yang di bri nama maulana. Setahun kemudian terjadi reformasi besar-besaran di negeriku karena saat itu KKN merajalela dimana orang-orang berfikir bahwa uang adalah segalanya, dan semuanya dapat di beli dengan uang, saat itu aku menjadi salah satu pejuang reformasi. Hingga kami berhasil membuat seluruh anggota DPR mengundurkan diri dari jabatannya. Dan hasilnya kami berhasil menggulingkan pemerintah lama dan menggantinya dengan pemerintahan baru dan aku terpilih oleh menjadi presiden RI, presiden termuda RI.
Aku pun membuat sebuah PERPU untuk hukuman mati untuk para koruptor, tahun pertama aku pun berhasil menghukum mati beberapa koruptor di negeri ini. Aku pun memngembangkan KPK, dengan membuat cabang /pos di setiap kabupaten di Indonesia.
Di tahun kedua aku pun mengambil kebijakan sangat berat demi untuk menutupi utang Indonesia dengan mengumpulkan pungutan sesuai dengan taraf kemampuannya, awalnya banyak yang menentang kebijakan ku tetapi setelah aku jelaskan akhirnya kebijakan itu diterima oleh rakyat Indonesia.
Di tahun ketiga aku terkena musibah di mana anak harus terkena tumor yang harus di operasi agar nyawanya tertolong dan membutukah dana yang banyak, di saat-saat genting tersebut ada seseorang yang menawari banyak uang asalkan aku mau menyetujui proyeknya, aku pun sangat bimbang di satu sisi aku ingin menyelamatkan anaku di sisi lain aku tidak mau terlibat KKN, namun istriku terus mendesak sambil memohon kepada ku untuk menerima uang itu aku pun tak tega melihat istriku dan akhirnya aku menerima uang dan menyetujui proyek orang itu.
Sebulan kemudian gerak-gerik ku terendus KPK aku pun di tahan dan di vonis mati. sekarang saatnya bagi ku untuk mempertanggung jawabkan perbuatanku. Mata ku sudah ditutup oleh salah seorang eksekutor dan aku tinggal menunggu aba-aba dan suara tembakan hingga akhirnya roh ku terpisah dari jasatku. Aku terkena oleh peraturan yang di buat oleh ku, memang dunia ini sulit di tebak. Suara tembakan pun terdengar dada ku sakit sekali dalam sekejap tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Mungkin ini yang dikhawatirkan kedua orang tua ku dan sekarang akhirnya terjadi. Hanya satu pesan ku godaan seorang terberat seorang pria adalah harta,tahta dan wanita.