Â
Abstrak
Background : . Formula milk is cow's milk whose nutritional structure has been changed in such a way that it can be given to babies without side effects. Formula milk is milk that is suitable and can be accepted by the baby's body system. Good formula milk does not cause digestive tract disorders such as diarrhea, vomiting, or difficulty defecating and other disorders. Diarrhea is defecation with a frequency of 3 times or more per day accompanied by changes in stool to liquid with or without mucus and blood that occurs in babies and children who previously appeared healthy. Diarrhea is also a disease that has the potential to experience an Extraordinary Event (KLB) which is often accompanied by death. Objective: To determine the relationship between giving formula milk and the incidence of diarrhea in babies aged 0-6 months in the working area of the Sumbersari Community Health Center. Â Method: This counseling was carried out through posyandu in Sumber Dandang village, Sumbersari subdistrict for 3 days in 6 posyandu locations. Results: before the counseling was carried out, respondents did not understand the dangers of diarrhea caused by formula milk. After the counseling was carried out, the respondents understood the dangers of diarrhea caused by formula milk. Conclusion: giving formula milk to babies aged 0-6 months can be concluded that babies who are given formula milk have a risk of experiencing diarrhea.
Keywords: Formula Milk, Diarrhea,Baby
PENDAHULUANÂ
  Diare merupakan buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tampa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat. Diare juga merupakan suatu penyakit yang berpotensi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian.
  Menurut data World Health Organization (WHO)  kasus diare berjumlah 212.176 kasus. Angka tersebut naik dari tahun 2022 yang berjumlah 186.260 kasus diare. Di Indonesia tahun 2023 juga menunjukkan prevalensi diare yang tinggi pada bayi yaitu mencapai 9,8%. Jawa Timur menjadi provinsi yang mempunyai kasus diare tertinggi ke-2 dengan prevalensi 7,6% dari total kasus diare di Jawa Timur. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Jember tahun 2023 kejadian diare di kabupaten Jember sebanyak  12.793 kasus. Kecamatan Sumbersari merupakan kecamatan dengan kejadian diare tertinggi di Kabupaten Jember. Prevalensi kasus diare tahun 2023 disumbersari  sebesar 69,1% .
Penyebab diare yaitu adanya infeksi bakteri atau virus, alergi makanan (khususnya susu dan laktosa),
kerusakan pada usus yang disebabkan oleh virus yang disebut enterovirus, efek samping menggunaan obat oral, paling sering karena antibiotik, dan juga bakteri Salmonella, Shigela, E.coli dan Campylobacter. Faktor pengetahuan ibu yang kurang sering membuat ibu memilih menggunakan susu formula daripada memberikan ASI pada bayinya. Misalnya pada saat ibu sakit influenza atau batuk ibu kadang takut menularkan penyakitnya pada bayi, sehingga ibu tidak mau menyusui. Jika ibu berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula justru resiko untuk tertular penyakit akan lebih besar yaitu tentang Faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari.
  Dampak yang akan terjadi jika bayi mengalami diare yaitu dapat menyebabkan  banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi. Dan penyakit diare sangat berpengaruh terharap pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kehilangan cairan yang sering keuar serta terganggunya proses absorsi makanan dan zat nutrisi yang dibutuhkan anak.Bayi pada usia 0-6 bulan yaitu masa sangat penting dimana bayi harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masa tumbuh kembang yaitu dengan membutuhkan makanan yang paling dibutuhkan adalah air susu ibu (ASI).
  Faktor ibu tidak memberikan ASIny yaitu merasa ASInya tidak cukup, tidak bisa menyusui anaknya secara langsung dikarenakan bekerja, takut ditinggal suami, tidak diberikan ASI tetap menjadi manusia, dengan diberikan susu formula menjadi pekerjaan ibu lebih praktis, gizi dan berat badan bayinya akan tetap stabil. Pemberian ASI dan susu formula jelas berbeda, ASI lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, kalori, dan karbohidrat dibandingkan dengan susu formula. Maka dari itu pemberian susu formula sebelum bayi umur 6 bulan akan meningkatkan resiko berbagai macam penyakit salah satunya diare (6).