Mohon tunggu...
P0312By PAKEM 491
P0312By PAKEM 491 Mohon Tunggu... -

Tertatih tatih bersama angin sepi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curhat Seorang Teman

23 Mei 2011   13:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin sudah menjadi jalan hidupku. Ketika kebahagiaan itu ditelan malam. Dihempas di terjalnya karang karang kehidupan. Semula aku mengira bahwa aku akan mendapatkan kebahagiaan kala hidup bersamamu. Namun semua angan itu sirna. Yang ada hanya kekecewaan dan sakit hati yang berkepanjangan. Hari demi hari terpaksa kulalui dengan bisu. Kau sakiti hati dan jiwaku dengan tingkah lakumu yang penuh kebohongan. Selama ini aku telah mencoba tuk bersabar menghadapi sikapmu. Kian lama kian kurasa kau semakin menghina. Kau anggap aku sebagai musuh dalam hidupmu. Sungguh.. aku tak pernah menyangka, kau yang dulu lembut dan penuh kasih sayang, kini berubah menjadi laki laki yang kejam dan tak punya perasaan. Kau tahu, aku dulu begitu menyayangimu dan mencintaimu. Segala yang ada padaku kuserahkan padamu. Namun ,, apa yang kuterima, hanyalah dusta dan kepalsuan .

Kini. . musnah sudah harapan tuk menggapai keluarga bahagia hingga tua... Kita berpisah dan menjalani hidup masing2... Aku akan menata kembali puing puing hatiku kembali, meski tanpamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun