Aku menulis, ketika perasaan ini sudah tak sanggup lagi menahan beban berat.
Ketika semua persoalan datang dengan bertubi2, tanpa ada jeda untuk aku menghela nafas.
Aku berpikir kita akan terus bersama, mengarungi samudra kehidupan ini.
Aku sangka semua yang aku sabarkan dengan dirimu akan bisa berubah.
Namun ternyata harapan itu sirna.
Sebuah pertengkaran kecil yang akhirnya membuat aku memutuskan tak lagi bersamamu.
Kucoba tuk memahami dan mengerti terus tentang kamu, namun sia sia jua akhirnya.
Tubuh dan hati ini telah letih tuk terus melangkah disampingmu.
Sering terkoyak dan terbakar cemburu.
Namun seakan kau sengaja dengan ini semua, agar aku mengambil langkah yang sudah kau harapkan. Pisah.
Aku menulis, dengan harapan segala ganjalan perasaan ini terlepas dan aku tak lagi menjadi bebanmu.