Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak kerap dijumpai akhir-akhir ini dan menjadi fokus pemerintah dalam pemberantasan virus PMK di Indonesia. PMK disebabkan oleh virus penyakit mulut dan kuku yang termasuk dalam famili Piconaviridae dan genus Aphthovirus yang bersifat merusak jaringan sel pada hewan ternak. PMK dapat menyerang hewan berkuku belah terutama dalam ordo Artiodactyla seperti sapi, domba, dan kambing. Pemerintah menyatakan bahwa penyakit ini kembali mewabah di Indonesia setelah sejak tahun 1986 Indonesia dinyatakan bebas dari PMK. Pada bulan Mei 2022, wabah PMK dilaporkan di Jawa Timur. Sebanyak 1.247 ternak di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto terserang penyakit ini. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah yang terdampak oleh virus PMK. Kerugian dari penyakit ini dirasakan oleh peternak karena dampak yang ditimbulkan dari PMK pada hewan ternak menjadi lemas dan enggan bergerak atau makan serta rentan terjangkit infeksi bakteri yang memperburuk kondisi hewan ternak seperti infeksi bakteri di puting susu yang dapat mengakibatkan mastitis.
Domba batur merupakan plasma nutfah yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara. Usaha ternak domba batur sebagian besar didominasi peternakan rakyat yang bersifat tradisional dan sebagai usaha sampingan. Dombat (Domba Batur) merupakan hasil persilangan antara domba Merino dengan domba ekor tipis yang merupakan salah satu ternak unggul yang dominan berkembang biak di daerah dataran tinggi.Ternak domba mudah untuk dikembangkan, sistem pemeliharaan yang relatif mudah dilakukan, siklus reproduksi relatif singkat dan lebih tahan terhadap berbagai penyakit daripada ternak lainnya. Permasalahan yang menjadi penghambat dalam pengembangan usaha ternak domba batur, antara lain modal yang kurang, kondisi dan pengolahan peternakan yang masih bersifat tradisional dan kurangnya pengetahuan peternak. Salah satunya informasi terkait penyakit mulut dan kuku yang kembali marak di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi PMK sebagai upaya pencegahan dan untuk menjaga potensi keunggulan dari domba batur agar terhindar dari penyakit khususnya PMK.
Program sosialisasi PMK di Kecamatan Batur dilakukan oleh mahasiswa IPB sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku serta meningkatkan pengetahuan peternak dalam penanganan dan terapi suportif mengatasi PMK. Sosialisasi PMK diadakan pada aula Kecamatan Batur menghadirkan drh. Rumadi Anton Nugroho sebagai narasumber dari tenaga ahli Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara. "Virus PMK yang sedang mewabah sangat meresahkan para peternak dikarenakan virus ini mampu menyebar melalui udara hingga radius 10 kilometer. Walaupun ternak tidak dikeluarkan dari kandang, hewan ternak tidak luput dari penyebaran virus ini" ungkap drh. Rumadi Anton Nugroho. Sosialisasi PMK di Kecamatan Batur dihadiri oleh R. Maratnowo (sekretaris camat Kecamatan Batur), Sudi Purnomo (BPP Batur), dan sejumlah perwakilan kelompok ternak dari berbagai desa di Kecamatan Batur. Para peternak memberi respon positif akan sosialisasi PMK ini dan antusias dalam mengikuti sosialisasi. Harapannya dari pelaksanaan program sosialisasi PMK ini dapat mengedukasi peternak dalam penanganan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak dengan tepat dalam upaya menjaga potensi domba batur dan hewan ternak lainnya di Kecamatan Batur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H