Mohon tunggu...
puputyusda apriliana
puputyusda apriliana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

nahnu du'at qobla lighoirihi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sebuah Rahasia, Pertanyaan Setulus Hati untuk Kita

12 September 2013   02:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita perhatikan, Sering kali kita mengagumi orang yang memiliki kelebihan dari kita terutama kelebihan dalam karyanya yang kebetulan “bersinggungan dengan hobi/minat” kita , misal:

Kita bisa mengagumi foto hasil bidikan orang yang tidak kita kenal sebelumnya dan memang bukan orang terkenal dan mengungkapkan kekaguman kita setulus hati kepadanya karena kita memiliki minat yang sama dengannya terhadap fotografi

Kita bisa mengagumi tulisan orang yang tidak kita kenal sebelumnya dan memang bukan orang terkenal dan mengungkapkan kekaguman kita setulus hati kepadanya karena kita memiliki hobi yang sama dengannya, menulis

Kita bisa mengagumi pengalaman menyelam orang yang tidak kita kenal sebelumnya dan memang bukan orang terkenal dan mengungkapkan kekaguman kita setulus hati kepadanya karena kita memiliki kesenangan yang sama dengannya yaitu menyelam

Kita bisa mengagumi ......... orang yang tidak kita kenal sebelumnya dan memang bukan orang terkenal dan mengungkapkan kekaguman kita setulus hati kepadanya karena kita memiliki minat yang sama dengannya yaitu...........

Pernahkah kita,

Mengagumi ayah kita yang –pernah- bekerja keras mencari nafkah untuk kita saat kita masih dalam tanggungan beliau dulunya, dan kadang kita lupa untuk menghormatinya setulus hati dan lebih baik memilih jarang untuk menyapanya meski melalui telepon karena kita enggan membuka percakapan berakhir perdebatan

Pernahkah kita,

Mengagumi ibu kita yang –pernah- merawat kita, menyuapi makanan kita dengan tangannya bahkan sambil beliau memasak, yang mengusap kepala kita penuh kelembutan disaat kita sakit sedangkan beliau terkantuk-kantuk menahan lelah karena tidak dapat tidur menjaga  kita yang sedang sakit, sedangkan sekarang kita lupa mendengar nasehatnya dengan setulus hati dan menanggapinya sepintas lalu karena kita merasa sudah terlalu dewasa untuk mendengar nasehatnya.

Pernahkah kita,

Mengagumi anak-anak kita, dengan senyum tulusnya menyambut kita sepulang kerja, kesabarannya atas penolakan kita untuk menemaninya belajar dan bermain. Namun, kita sering marah dengan celotehnya yang sering membuat kita lelah dengan segala pertanyaannya, berseraknya mainan dan makanan nya membuat kita jengah, dan kita lupa mengucap maaf setulus hati atas segala waktu sisa kita dalam mendidiknya dan menemaninya karena kesibukan kita

Pernahkah kita,

Mengagumi istri kita – yang masih – melahirkan ,merawat anak-anak kita, dengan segala sibuk dan lelahnya hingga dia lupa mengganti bajunya untuk memberikan keharuman menyambut kita, suaminya. Yang lupa mendengarkan cerita dan keluhan kita, suaminya,  tentang kerja dan kantor,  karena lelah tertidur sambil menyusui bayinya,bayi anda juga. Yang bangun kesiangan dan tidak sempat menyiapkan sarapan karena semalaman menjagai anaknya yang demam,anak anda juga. Dan terkadang kita lupa untuk mengucapkan terimakasih setulus hati dan sekecup ciuman di kening istri, bahkan kita lupa setulus hati sekedar mendengar keluh atas lelahnya

Itu hanya sekedar pertanyaan setulus hati untuk saya dan anda, tolong jaga rahasia kita....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun