Dunia sastra anak-anak kaya akan cerita-cerita inspiratif yang mengangkat tema-tema penting dalam kehidupan, seperti imajinasi dan kekuatan keluarga. Dua novel yang menonjol dalam hal ini adalah "Bulan Tidak Bohong" karya Hanifah Nur Fadhilah dan "Anak yang Takut Kegelapan" karya Yin Chan Hee. Kedua novel ini mengangkat tema sentral yang berbeda namun saling terkait, yaitu penggunaan imajinasi dan peran keluarga dalam menghadapi tantangan hidup.
Tema
Kedua cerita mengangkat tema perjalanan emosional anak-anak dalam menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan kekuatan dalam imajinasi, harapan, keberanian, dan kesadaran diri. "Bulan Tidak Bohong" menceritakan perjalanan Disa, yang mengalami kebahagiaan dan kesedihan serta menemukan keajaiban dalam lagu kesukaannya, "Ambilkan Bulan, Bu". Cerita ini menyoroti kekuatan imajinasi dan harapan dalam menghadapi realitas yang berbeda dengan harapannya. Sementara itu, "Anak yang Takut Kegelapan" bercerita tentang Martin, yang mengatasi ketakutannya akan kegelapan dan hantu-hantu dengan bantuan ibunya. Tema ini dikembangkan melalui perjalanan Martin dalam mencari solusi atas ketakutannya dan menemukan keberanian serta kesadaran diri.
Imaji dan Lambang
Dalam novel "Bulan Tidak Bohong", bulan diangkat sebagai simbol keindahan alam dan harapan yang menyertai perjalanan emosional dan fisik tokoh utama, Disa. Dalam lagu "Ambilkan Bulan, Bu", bulan juga menjadi lambang keajaiban dan harapan yang selalu mengiringi Disa dalam perjalanannya mengatasi ketidakpastian dalam hidupnya. Melalui penggambaran bulan, pembaca diperkenalkan pada tema tentang keajaiban alam dan kekuatan imajinasi.
Sementara itu, dalam cerita "Anak yang Takut Kegelapan", kegelapan menjadi sebuah lambang yang menjadi sumber ketakutan bagi tokoh utama, Martin, yang dihadapinya setiap malam. Balon yang disiapakan ibu Martin menjadi lambang perlindungan dan kenyamanan, menggantikan kegelapan malam dengan cahaya dan menyampaikan pesan tentang kekuatan kasih sayang dan kreativitas dalam mengatasai ketakutan. Penggunaan imaji dan lambang ini dalam kedua karya tersebut berhasil mempersembahkan dimensi emosional yang dalam, mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik cerita.
Pengembangan Karakter
Dalam novel "Bulan Tidak Bohong" karya Hanifah Nur Fadhilah, pengembangan karakter sangat kuat, terutama pada tokoh utama. Disa mengalami perkembangan emosional dan fisik yang signifikan sepanjang cerita. Awalnya, Disa digambarkan sebagai seorang anak yang ceria dan penuh imajinasi, terutama terlihat dari kesukaannya terhadap lagu "Ambilkan Bulan, Bu". Namun, seiring berjalannya cerita, Disa dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk konfrontasi dengan realitas yang berbeda dengan harapannya, seperti ketika dia menemukan kontradiksi antara pengetahuannya dan isi buku.
Pengembangan karakter Disa menggambarkan keteguhan hati dan semangat perjuangan dalam menghadapi cobaan, serta kemampuannya untuk mempertahankan imajinasi dan harapannya bahkan dalam situasi yang sulit.
Sementara dalam novel "Anak yang Takut Kegelapan" karya Yin Chan Hee, pengembangan karakter juga merupakan elemen penting. Martin sebagai tokoh utama dalam cerita, awalnya digambarkan sebagai seorang anak yang sangat takut akan kegelapan. Namun, melalui perjalanan cerita, terutama dengan bantuan ibunya, Martin mengalami perubahan yang signifikan. Dia belajar untuk mengatasi ketakutannya dan menemukan cara untuk menghadapinya, terutama ketika ibunya membantu dengan memberikannya sebuah balon yang berfungsi sebagai representasi bulan.
Pengembangan karakter Martin menggambarkan perjalanan pertumbuhan pribadi yang inspiratif, di mana dia belajar menghadapi ketakutannya dengan keberanian dan kesadaran diri.