Mohon tunggu...
Sosbud

UN Bukanlah Suatu yang Menegangkan dan Menakutkan Bagi Siswa

14 Juni 2015   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian nasional samapi sekarang masih di laksanakan. Sekian lama di perdebatkan bahwa hasil ujian nasional pada tahun ini tidaklah menjadi penentu lulus tidaknya siswa. Dari tahun- tahun yang dulu hasil ujian nasional menjadi salah satu penentu bahwa siswa itu lulus tidaknya. Hal ini pula yang menyebabkan sebagian besar siswa menganggap UN sebagai sesuatu yang menegangkan atau menakutkan sehingga siswa menjadi tertekan. Namun, mulai tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berupaya menjadikan UN tidak lagi sebagai sesuatu yang menakutkan dan menegangkan bagi para siswa. Bahwa kelulusan siswa ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah dengan mempertimbangkan hasil semua mata pelajaran dan aspek perilaku siswa. Walaupun hasil UN rendah, siswa tetap dapat lulus karena nilai-nilai lain juga dipertimbangkan. Meskipun sekarang ini ujian nasional terdapat 20 paket namun hasil ujian nasional tidaklah penentu kelulusan. Dengan hasil ujian nasional sesuai dengan yang di harpakan siswa beberapa usaha yang bisa dilakukan baik orang tua, sekolah, dan siswa. Bagi siswa usaha yang dilakukan agar siswa berhasil dalam menghadapi ujian nasional antara lain berdoa, biasakan shalat (5 waktu berjama'ah, shalat tahajud, shalat dhuha), mohon doa restu dari orang tua, hadapi ujian dengan tenang, perbanyaklah baca dan mengerjakan latihan-latihan soal, belajar dengan giat, mengurangi jam bermain, mengikuti pemadatan jam tambahan di sekolah, mengikuti les di liar sekolahan. Bagi orang tua mendoakan anaknya agar di beri kelancaran dalam melaksanakan ujian nasional, memberi motivasi dan semangkat belajar kepada anak. Bagi sekolah melaksanakan ujian try out, pemadatan jam pembelajaran materi UN, melaksanakan les, konseling siswa dengan konselor dan guru BK, bimbingan Emotional Spiritual Qustion (ESQ), membiasakan shalat dhuha dan jama’ah dhuhur di sekolahan, guru memberikan motivasi dan semangkat kepada siswa. Namun sebagian siswa tergoda dengan beredarnya kunci jawaban. Disitulah siswa jadi malas belajar menggantungkan kunci jawaban yang mereka dapatkan. Padahal belum tentu kunci jawaban yang di dapatkan itu benar. Meskipun dalam ujian nasional terdapat 20 paket soal tetap masih beredar kunci jawaban. Ujian nasional dipakai sebagai tolak ukur kualitas pendidikan di Indonesia. Namun ujian nasional sebaiknya jangan dijadikan acuan atau dasar kelulusan siswa tetapi kelulusan siswa mengikuti standar sekolah yang bersangkutan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun