Mohon tunggu...
Puput Wulandari
Puput Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa Kebidanan yang sedang mununtut ilmu di Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Edukasi tentang Pemberian MP-ASI dan Picky Eater pada Ibu Anak Prsaekolah di PAUD Nurul Amien

19 September 2023   11:16 Diperbarui: 19 September 2023   11:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Picky eater juga dapat diartikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, tetapi masih mengkonsumsi minimal 1 macam dari setiap kelompok makanan seperti karbohidrat, protein, sayur atau buah, dan susu. Selain kuantitas makanan yang tidak adekuat, picky eater juga mencakup masalah rasa dan tekstur makanan.

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa perilaku picky eater di PAUD Nurul Amien anak yang mengalami picky eater sebesar 60%.

Menurut (Cahyani, 2019), penyebab terjadinya picky eater dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pemberian makan yang kurang atau tidak tepat, frekuensi makan, waktu makan, riwayat pemberian MP-ASI, interaksi antara anak dan ibu yang kurang baik, perilaku makan orang tua sosial budaya, dan penyakit yang diderita anak.

cc. puput wulandari
cc. puput wulandari

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau kurang dari 6 bulan dapat mempengaruhi perilaku picky eater dibandingkan dengan anak yang diberikan MP-ASI saat anak berusia 6 bulan, dikarenakan dapat menimbulkan perilaku takut akan mencoba makanan baru (neofobia). Kemudian kurang bervariasinya makanan karena terbatasnya asupan makan waktu pemberian MP-ASI yang tidak sesuai akan meningkatkan anak memiliki perilaku picky eater.

Dampak dari perilaku picky eater pada anak secara umum tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan atau sosial, namun picky eater yang ekstrem dapat berakibat buruk, seperti gagal tumbuh, penyakit kronis, dan kematian jika tidak ditangani. Perilaku picky eater akan menyebabkan anak mengonsumsi makanan yang disukainya secara terus menerus dengan porsi yang banyak dalam kurun waktu tertentu, hal ini dapat menyebabkan anak mudah merasa bosan dengan makanan yang disukai pada saat itu. Kebiasaan makan anak yang terpola seperti ini akan mempengaruhi tingkat asupan gizi (Kusuma, Bintanah and Handarsari, 2016).

Dalam praktik pemberian makanan pada bayi banyak yang harus diperhatikan seperti ketepatan jenis, jumlah, frekuensi dan waktu pemberian. Pengalaman makanan yang terbentuk dari segi rasa dan tekstur akan menentukan bagaimana penerimaan makanan pada anak (Cahyani, 2019).

Solusi Picky Eater

  • Menyajikan menu bervariasi. Hal ini dilakukan agar anak dapat memilih makanan yang disukainya sehingga anak tidak bosan.
  • Mengurangi camilan diantara jam makan. Pada anak picky eater, porsi cemilan sebaiknya dikurangi, serta pemberian susu. Hal ini dilakukan agar nafsu makan anak tetap terjaga. Dibandingkan anak usia dibawah satu tahun, balita sebaiknya diberikan susu yang lebih sedikit.
  • Mempercantik tampilan makanan. Sebagian besar balita belajar mengenali makanan yang disukai melalui penglihatan. Anak mungkin menolak biscuit karena bentuknya tidak seperti yang lain.
  • Memperhatikan kondisi psikologis anak. Membuat kondisi pikologis anak menjadi lebih baik agar meningkatkan nafsu makannya.
  • Membiarkan anak makan sendiri.Hal ini dilakukan agar anak dapat bereksplorasi pada makanannya, selain itu untuk mengasah kemandirian dan kemampuan motoriknya.
  • Tidak mengikuti kemauan anak dengan mengganti menu sesuai keinginannya, karena bisa saja ketidaksukaannya disebabkan karena menentang dominasi orangtua. Menanamkan kesadaran kepada anak bahwa makan merupakan tugas, dengan tidak memuji jika makanan dihabiskan, dan  tidak mengancam, menghukum, memarahi, membujuk,  atau melebeli anak sebagai anak nakal jika makanannya tidak dihabiskan atau tidak mau makan (Muthohiroh, 2021).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun