Apa yang berbeda?
Tahun pertama. Ada yang heran, kok bisa kamu bertahan? Sedangkan biasanya mereka angkat kaki dan tak sempat menengok. Ku bilang, aku nyaman.
Tahun kedua. Ada yang heran, kok mereka bisa naik pangkat? Bukannya mereka satu angkatan denganmu? Sedangkan kamu tetap setia dan tanpa kata. Ku bilang, memangnya kenapa? Aku masih nyaman.
Tahun ketiga. Ada yang heran, kok beliau pergi? Sedangkan beliau adalah sosok andalan disini. Ku bilang, semoga tak ada yang berubah, semoga aku tetap nyaman.
Tahun keempat. Aku heran, kenapa malah memilih saya? Bukankah salah menempatkan, merupakan awal kehancuran? Mereka bilang, siapa lagi? Harus mampu belajar- nyamanin aja.
Tahun kelima. Aku heran, bagaimana bisa senior tahan begitu lama dengan sistem seperti ini? Mereka sungguh hebat. Aku bilang, aku butuh bantuan, mereka tutup telinga, aku mulai tidak nyaman.
Tahun keenam. Aku heran, disini ramai namun aku tak cocok dimanapun. Berapa banyak kelompok disini? Dengan mereka, aku tak bisa. Dengan kalian, aku tak cocok. Tidak ada masalah, karena aku terbiasa tak berada dimanapun. Tapi ku bilang, boleh berkubu tapi aku tak bisa jadi jembatanmu, sebab sulit menjelaskan kekeliruan. Aku sudah tak nyaman.
Lalu apa maumu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H