Mohon tunggu...
E Kumalasari
E Kumalasari Mohon Tunggu... Freelancer - Info Warga

Catatan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Philip Lighting Dukung Program UNICEF "Kembali Ke Sekolah" Kampanye Terangi Masa Depan

3 Oktober 2017   22:33 Diperbarui: 3 Oktober 2017   23:38 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia Lim Sau Hong, Country Leader Philips Lighting Indonesia Rami Hajjar, Deputy Representative UNICEF Indonesia Lauren Rumble dan Chief of Partnership UNICEF Indonesia Gregor Henneka saat seremoni penandatangan nota kesepahaman untuk / dokpri

Pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun bagi anak-anak Indonesia, ternyata saat ini masih ada lebih dari 4,6 juta anak-anak yang usia bersekolah, yang belum bersekolah atau putus sekolah.

Dalam acara peluncuran kampanye Terangi Masa Depan Periode 2017 - 2018, sekaligus Talk Show mengenai tema "Peran Kemitraan dalam Mendukung Kelanjutan Pendidikan Anak Putus Sekolah".

Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (Susenas), alasan utama mengapa anak-anak tidak pernah bersekolah atau putus sekolah terkait dengan kemiskinan keluarga, lokasi yang terpencil, disabilitas fisik atau mental dan budaya.

"Di Philips Lighting, kami percaya bahwa kami dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kontribusi sosial kami kepada masyarakat. Tantangan pendidikan yang dihadapi anak-anak Indonesia adalah tanggung jawab kita semua, dan, hanya dengan bekerja sama, kita dapat membuat perubahan. Kerjasama lintas sektoral, seperti kemitraan kami dengan UNICEF, akan memastikan bahwa Philips Lighting Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung pendidikan di Indonesia," tutur Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indonesia.

Kampanye Terangi Masa Depan mendorong konsumen untuk mendukung program UNICEF "Kembali ke Sekolah" dengan membeli paket khusus Philips LED 'Beli 3 Gratis 1' berlogo UNICEF. Generasi baru bohlam LED Philips memberikan pencahayaan nyaman di mata. Ini berarti konsumen akan menikmati lampu LED berkualitas tinggi yang tidak berkedip, tidak silau dan sebaran cahaya lebih merata, yang membuat mata nyaman dan rileks. Membantu mengurangi stress pada mata terutama bagi para siswa yang harus belajar untuk jangka waktu yang lebih lama.

"Kemitraan Philips Lighting dengan UNICEF memungkinkan brand kami untuk menginspirasi konsumen tidak hanya dengan produk kami, tetapi juga mendorong mereka untuk berkontribusi demi kehidupan yang lebih cerah untuk dunia yang lebih baik, " lanjut Rami.

Dikesempatan yang sama Lauren Rumble, Deputy Representative UNICEF Indonesia mengatakan, Ddukungan Philips Lighting untuk program "Kembali ke Sekolah" akan membantu kami menyediakan akses pendidikan berkualitas kepada anak-anak, yang nantinya akan meningkatkan peluang mereka untuk lepas dari kemiskinan, memperoleh pekerjaan, tetap sehat, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat di masa depan. 

"Sektor swasta dapat membuat perubahan nyata dalam kehidupan anak-anak ini," ujar Lauren Rumble.

Sebagai bagian dari kampanye Terangi Masa Depan, Philips Lighting Indonesia menargetkan untuk dapat mengumpulkan dua miliar rupiah dari penjualan paket Philips LED khusus berlogo UNICEF mulai bulan Oktober 2017 hingga Maret 2018. Jumlah uang yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk melanjutkan pendanaan programUNICEF "Kembali Ke Sekolah" di kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), serta diperluas ke Bone dan Takalar (Sulawesi Selatan), yang akan membantu sekitar 5.000 anak usia sekolah untuk mendaftar ulang atau mendaftar untuk pertama kalinya dan tetap bersekolah.

Suhaeni Kudus selaku Education Specialist mengungkapkan bahwasanya program tersebut terfokuskan kepada wilayah dikabupaten Brebes (Jawa Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), serta diperluas ke Bone dan Takalar (Sulawesi Selatan). "Melihat dari situasi anak tidak sekolah di Indonesia dari daerah-daerah yang memiliki persentase tinggi, anak tidak sekolah atau putus sekolah berada dikawasan timur Indonesia dan Mamuju (Sulawesi Barat) memiliki persentase anak tidak sekolah tertinggi se-Indonesia", ujarnya.

"Dari ada lebih dari 4,6 juta anak-anak yang belum bersekolah atau putus sekolah 60% nya itu terbanyak berada dipulau Jawa Tengah dan Jawa Barat", tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun