Mohon tunggu...
Syahru Reza
Syahru Reza Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca buku nonfiksi dan berdiskusi dengan yang tidak sependapat agar bisa selalu punya sudut pandang yang baru

seorang warga Aceh yang tidak terlalu suka dengan perdebatan politik karena terlalu menguras energi dan suka berbagai acara variaty show terutama genre petualangan dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jaga Hati, Jaga Mulut, dan Jaga Jempol

22 Maret 2022   12:32 Diperbarui: 22 Maret 2022   12:36 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebentar lagi kita akan masuk dalam bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan suci dimana Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang melakukan amal baik. Sebagai bulan yang suci, Allah SWT juga menyiapkan satu malam di dalam Bulan Ramadhan, yang mana malam itu lebih baik dari pada seribu bulan.  Malam yang dimaksud adalah malam lailatul qadar. Maka Rasulullah SAW juga mensunnahkan bagi kaum muslimin itu berlomba-lomba meraih berkatnya malam lailatul qadar itu dengan i'tikaf di mesjid selama sepuluh hari terakhir.

Hendak kesucian bulan ini jangan kita kotori dengan perbuatan-perbuatan buruk yang akan mengeraskan hati kita. Jangan berkata kasar, mencaci maki orang dengan gampangnya bahkan dengan maksud bercanda. Awalnya memang candaan, terus akan menjadi kebiasaan dan itu buruk bagi kita. Perkembangan teknologi dimana kata dalam komentar kita disosial media kadang lebih pedas dari ucapan. Bahkan sekarang ada ungkapan "jempolmu harimaumu", dimana ungkapan itu awalnya berasal dari "mulutmu harimaumu".

Kita sangat sadar sekarang mudah bagi kita untuk menjelek-jelekkan satu golongan hanya dengan melihat video yang beredar disosial media. Video yang kadang kala kurang dari satu menit cukup memecah belah kesatuan umat. Jika hanya melihat komen-komen yang bertebaran terutama berkaitan perbedaan sudut pandang dalam politik, praktik beragama serta perbedaan keyakinan maka sungguh tak layak kita sebagai bangsa Indonesia yang terkenal ramah masih layak memegang gelar tersebut. 

Ramadhan yang sebentar lagi akan kita jalani hendaknya kita jadi sebagai media untuk merubah kebiasaan buruk kita yang sering berkata kasar kepada sesama kita atau sesama bangsa Indonesia juga kebisaan kita untuk menghina atau mengejek dan mengolok-olok baik dalam kehidupan bertetangga juga dalam kolom komentar sosial media. Kebiasaan ini akan mengeraskan hati kita dan akan mengantarkan kita kepada perbuatan buruk lainnya. Sesungguhnya Allah SWT juga telah mengingatkan agar jangan mengolok-olok suatu kaum boleh jadi kaum yang kita olok-olok lebih baik dari kita sebagaimana terlampir dalam Al-Qur'an Surah Al-Hujarat ayat 11. Untuk mengimbangi kebiasaan buruk yang sering kita lakukan seperti berkata buruk atau berkomentar buruk maka rubahlah sedikit-sedikit dengan kebiasan mendoakan yang baik dan semoga doa yang baik itu juga akan berbalik kepada kita amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun