10 tahun yang lalu...
Sewaktu Saya SMA, sekitar tahun 2010, dial-up internet merupak hal yang membanggakan. Saat PC telah connect internet, bagi Saya seperti bumi yang menjelma surga. Saya bisa melakukan apapun. Saya bisa browsing, membuat sosial media (Frienster, myspace, facebook dan twitter), game online, download film dan download lagu. Saya masih ingat waktu itu Saya dial-up menggunakan HP Smartfren Xstream warna hitam, isi ulang sebulan 50rb dan untuk menghubungkannya harus dengan kabel data yang panjang supaya sinyal kencang. Saya meyakini kalau dengan sinyal bagus, koneksi akan cepat. Bahkan Saya rela membeli kabel USB panjang 3 Meter agar HP itu bisa berada di tempat yang tinggi.
Dengan kecepatan sekitar 10kb/s, Saya membuka-buka situs, browsing dan membuka sosial media. Saya selalu menanti penuh khidmat, bagaimana dengan perlahan situs-situs terbuka, satu persatu gambar menampakkan diri, iklan-iklan keluar, lalu tulisan-tulisan dan tak jarang keluar 'Try Again' di browser Saya. Tapi tidak masalah. Saya sabar menanti hingga halaman situs terbuka secara utuh.
Tapi saat main game online, waktu itu adalah Texas Holdem Poker, Saya bermain di 20K/40K, lalu tiga karu di meja keluar, Saya mendapat Fullhouse,Â
Saya All-in, karena pasti menang, tapi tiba-tiba koneksi putus. "Brak!" tanpa sadar Saya membanting keybord. Saya yakin, banyak dari kita pernah mengalami hal itu. Keasikan kita bermain game, terganggu karena koneksi internet. Selain hal itu seperti pepatah, maksud hati memelukmu, apa daya internet mengganggu.
5 tahun yang lalu...
Hari demi hari, teknologi semakin berkembang. Hampir segala aktivitas manusia telah melibatkan internet. Hal itu tak lain adalah karena banyak aspek kehidupan fisik kita yang bergabung dengan kebiasaan daring, seperti belanja, bekerja, bersosialisasi, menonton TV, belajar, bepergian, mendengarkan musik, makan, dan berolahraga.
Selain itu, tanpa permisi atau ucapan salam, internet tak lagi seperti yang dulu Saya alami. Internet begitu saja beralih menggunakan mobile broadband atau Wi-Fi, bukan kabel lagi, sehingga jauh lebih fleksibel. Secara fisik, mobilitas kita mungkin tidak bertambah. Tapi aktivitas daring kita lebih berkembang, tidak lagi dibatasi oleh lingkungan. Dan Android pun hadir, sebuah perangkat seluler seperti PC atau laptop.
Apa yang Saya sadari waktu itu adalah manusia kini telah memasuki gaya hidup baru yaitu gaya hidup dunia digital. Hal itu tampak dari munculnya budaya sharing info, lebih memilih streaming dari pada menonton TV, jurnalisme online dan dunia digital tampak lebih nyata dibanding dunia sebenarnya.
Agar tidak tergilas zaman, Saya pun mengikuti gaya hidup digital. Smartphone menjadi bagian hidup. Smartphone pertama yang Saya beli adalah Smarfren E910. Alasan Saya membeli HP tersebut adalah karena dibanding provider lain paketan Smartfren lebih simple, mudah dan tanpa banyak syarat. Cukup 50.000/bulan sudah bisa punya koneksi internet.
Dengan smartphone dan koneksi internet tersebut, streaming menjadi kegiatan wajib. Mulai dari streaming youtube, streaming bola, hingga streaming anime. Ada peningkatan kecepatan dibanding dulu waktu Saya menggunakan HP Xstream.
Namun teknologi selalu berkembang seturut dengan kebutuhan manusia. Untuk streaming-streaming tersebut, tentu membutuhkan koneksi yang lebih cepat dan besar. Karena film-film, pertandingan bola, dan yang lain tentu mempunyai ukuran file yang besar. Sehingga untuk membuka satu film misalnya, setidaknya koneksi harus berada di atas 400kb/s dan stabil. Jika streaming film atau anime tidak masalah, bagaimana jika streaming bola? Apalagi saat kita sedang melihat big match, dan TV swasta tidak menyiarkannya, lalu kita streaming, dan disaat tim keSayangan kita menyerang, lalu tiba-tiba buffering?
Bagi Saya, ini lebih menjengkelkan dari putus internet saat bermain game online.
Saya berkenalan dengan android sewaktu Saya awal-awal masuk kuliah, akhir tahun 2011. Satu yang membuat Saya senang dengan android adalah Saya bisa dengan mudah bermain game online dan dengan HP Android Saya bisa membuat hotspot Wi-fi portable. Jadi Saya tidak perlu membeli kabel USB agar mendapat sinyal bagus.