Perjalanan berangkat atau pulang kerja memanglah saat yang paling tepat untuk berefleksi, membiarkan pikiran terbang jauh meninggalkan kenyataan. Memang raga sedang memacu motor diantara pekatnya debu dan asap knalpot kota industri, tapi rasanya jiwa sedang menerawang menembus imajinasi melewati mimpi.
Kali ini, lamunan sedikit terusik karena banyaknya debu yang tanpa ampun menerjang muka. Seolah panas nya matahari yang tak wajar tak cukup membuat muka hitam dan kusam. Belum lagi, serakan sampah dan rerumputan liar yang tak mungkin diabaikan mata. Semuanya, membuat hati bertanya-tanya, "apa ya yang bisa kita lakukan dengan semua masalah ini?"
...
Motor masih melaju diantara ribuan buruh lain yang juga sedang menuju tujuannya masing-masing. Semua orang terlihat begitu terburu-buru berlari, mungkin berharap agar perjalanan mereka setiap pagi dan sore ini cepat berlalu. Tak heran, memang berkendara di kota ini bukan kegiatan yang menyenangkan, terlebih jika hal tersebut harus menjadi rutinitas setiap hari.
Sementara itu, pikiran liar tiba-tiba saja datang, "Tidakkah sebaiknya aku jadi pemimpin daerah saja?". Dengan begitu, bukan hanya masalah kota ini saja yang akan hilang, tapi mungkin juga kejengahan yang kurasa tiap pagi ini.
Jika menjadi pejabat daerah, hal yang pertama yang akan ku lakukan adalah menganggarkan dana yang lebih besar untuk kebersihan dan kerapihan kota. Entah kenapa, meski belum melihat kemampuan finansial daerah, aku sangat yakin uangnya ada.
Aku akan rekrut lebih banyak tenaga kebersihan dan beli lebih banyak tempat sampah untuk tempat umum. Buat program-program strategis yang meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan kerapihan lingkungan. Belanja lebih banyak mobil sampah untuk melayani masyarakat lebih luas, karena boleh jadi yang terjadi sekarang adalah, masyarakat bukan tidak mengerti dimana harus buang sampah, tapi masyarakat tidak punya akses pada layanan kebersihan yang layak.
Aku juga akan ajak pejabat lintas kewenangan untuk membantu segala upaya ini demi tata kota yang lebih baik. Toh, jika dilihat sekarang, ga aneh ko ngeliat penegak hukum ikut serta menjaga stabilitas harga beras. Jadi boleh dong, mereka bantu juga melakukan hal yang lebih kongkret terkait kebersihan daerah? Terlebih, aku mengerti betul mereka punya pasukan yang bukan hanya loyal, tapi juga militan. Bukan hal yang sulit sepertinya untuk mengerahkan banyak masa untuk membersihkan semua kecamatan setiap minggu.
Bangun system pelaporan yang baik yang membuat masyarakat merasa di dengar. Melakukan rapat mingguan untuk memantau semua progress pelaporan tersebut, terutama terkait sampah dan kerapihan. Pecat apparat yang tidak 'all out' untuk memfollow up dan menyelesaikan setiap permasalahan yang masuk. Apalagi yang jelas-jelas abai terhadap masalah yang terang-terangan terlihat mata.
Tiang listrik yang roboh, jalanan yang rusak, dan lampu jalan yang mati harus tidak ada lagi. Semua harus sudah beres dalam satuan waktu tertentu yang dikukuhkan dalam SOP yang jelas. Masyarakat harus tau kapan aduannya masuk, dan kapan estimasi selesai. Tak Ada lagi layanan pemerintah yang berlangsung terkatung-katung tanpa kejelasan kapan selesai.