belum pernah aku memberimu mawar…setangkaipun tidak
aku cuma memberimu seribu keluh kesah
tapi malah kau tampung hingga penuh periukmu
dan diatas tungku perapian perlahan kau aduk penuh kelembutan
ditambah ketulusan yang terpaksa harus terbagi
entah rempah apa yang kau taburkan
atau tetes air matamu adalah penyedap rasa istimewa
racikan bumbu adalah rahasiamu
belum juga aku mengirim mawar bahkan berniatpun tidak
seribu keluh kesah hanyalah seribu sampah
tapi lewat periukmu justru kini terhidang sejuta seringai
ya… sejuta seringai….tanpa paksaan untuk memberi makna
terhidang dalam sarapan pagi dan tinggal kutambahkan secangkir kopi
terkadang juga dalam my late dinner dan tinggal ku buka a bottle of light beer
atau karena aku tak memberimu mawar dan aku tak mengubah niatku
masakanmu tetap terhidang diatas dua meja terpisah jarak maya
ditemani dua bangku kosong berhadapan tapi tak saling pandang
menunggu tapi tak saling tanya apakah benar ini rindu
my chef… rindu memang tak harus bicara
dan ternyata rindu tak melulu urusan cinta
tapi tak bisa diingkari…. masakanmu terlanjur menjadi candu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H