Mohon tunggu...
Pung Purnomo
Pung Purnomo Mohon Tunggu... wiraswasta -

no worry

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Chef

19 Februari 2012   07:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

belum pernah aku memberimu mawar…setangkaipun tidak
aku cuma memberimu seribu keluh kesah
tapi malah kau tampung hingga penuh periukmu
dan diatas tungku perapian perlahan kau aduk penuh kelembutan
ditambah ketulusan yang terpaksa harus terbagi

entah rempah apa yang kau taburkan
atau tetes air matamu adalah penyedap rasa istimewa
racikan bumbu adalah rahasiamu

belum juga aku mengirim mawar bahkan berniatpun tidak
seribu keluh kesah hanyalah seribu sampah
tapi lewat periukmu justru kini terhidang sejuta seringai
ya… sejuta seringai….tanpa paksaan untuk memberi makna
terhidang dalam sarapan pagi dan tinggal kutambahkan secangkir kopi
terkadang juga dalam my late dinner dan tinggal ku buka a bottle of light beer

atau karena aku tak memberimu mawar dan aku tak mengubah niatku
masakanmu tetap terhidang diatas dua meja terpisah jarak maya
ditemani dua bangku kosong berhadapan tapi tak saling pandang
menunggu tapi tak saling tanya apakah benar ini rindu

my chef… rindu memang tak harus bicara
dan ternyata rindu tak melulu urusan cinta
tapi tak bisa diingkari…. masakanmu terlanjur menjadi candu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun