Mohon tunggu...
Pungky Prayitno
Pungky Prayitno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bentuk lain ultraman

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Subjektif Aktif

31 Agustus 2010   19:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dia perempuan paling cantik sedunia. tidak! banyak yang lebih cantik. dia paling cantik karena dia kekasihmu. dia anak yang paling pintar, ya! tidak! dia biasa saja. dia pintar karena dia anak dari saudaramu. agama X adalah agama paling sempurna di dunia. tidak! semua agama sama. X menjadi sempurna karena dia keyakinanmu. tempat kuliah kamu sangat buruk! tidak! kampusmu pun banyak kekurangan sana sini. kampusku buruk karena kamu bukan mahasiswa di sini. aku sangat cinta negara A. karena negara ini sangat indah. tidak! banyak negara yang lebih indah. kamu mencintai A karena dia negaramu. pendapat saudara B sangat benar! tidak! pendapat yang lain pun ada benarnya. B menjadi benar karena pendapatnya mendekati konsep pikirmu. kitab suci blablabla adalah kitab yang paling sempurna. sekali lagi tidak! semua kitab suci adalah sama sempurnanya. blablabla menjadi sempurna karena dia kitab suci keyakinanmu. dia perempuan paling hebat sedunia. tidak! banyak yang lebih hebat. dia paling hebat karena dia ibumu. X adalah suku paling baik di negeri ini. tidak! semua suku memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. X menjadi paling baik karena kamu terlahir sebagai anak suku tersebut. pemikiran saya yang paling benar. kamu salah! salah! tidak! pemikiran setiap orang selalu ada kebenaran dan kesalahan. pemikiran itu benar karena kamu merasa kamu yang paling benar. dia bodoh! semua yang keluar dari mulutnya adalah krupuk mlempem. alot! otak bebal! tidak! semua orang punya sisi bodoh dan pintarnya masing-masing. dia menjadi bodoh karena kamu tidak sepemikiran dengannya. sulit memang menghargai orang lain yang memiliki konsep pikir jauh berbeda. mobil ini paling keren sedunia. tidak! mobil ini biasa saja. dia menjadi keren karena dia seleramu.

-----------------------------------------

[caption id="attachment_217883" align="alignleft" width="202" caption="laki-laki paling hebat sedunia (dok. pribadi)"][/caption]

setiap manusia memiliki pemikiran subjektifnya masing-masing. diakui atau tidak, berfikir objektif adalah sulit adanya. psikologi, pikiran, bahkan keyakinan mempengaruhi hal-hal yang dianggap 'paling'. tulisan ini berangkat dari sebuah diskusi yang saya lakukan di sebuah tempat. saya memerhatikan, bagaimana orang-orang memiliki subjektifitasnya masing-masing. banyak hal yang akhirnya menjadi 'paling' karena sebuah faktor yang saya namai 'subjektif aktif'. tadinya saya tidak begitu percaya kalau subjektifitas seseorang dapat sangat memengaruhi hal-hal disekitarnya. saya pikir diskusi yang saya amati adalah memang sebuah hal objektif yang terancu dengan subjektifitas saya sendiri. didorong penasaran, akhirnya saya dan pacar saya melakukan penelitian lebih tentang ini. penelitian main-main bersama beberapa orang teman di kampus tadi siang. begini, saya dan pacar saya sengaja mengajak ngobrol beberapa orang teman. teman-teman yang memang sudah kami hafal kesehariannya. bahkan tempat lahirnya pun kami tau. lalu kami memberikan mereka permainan jawab cepat. permainan buatan saya dan pacar saya yang baru tercetus tadi siang. lagi lagi, didorong penasaran. permainannya begini, setiap orang kami ajukan dua kata dan kami meminta mereka memilih salah satunya. terserah mereka memilih berdasarkan apa. kami hanya minta mereka memilih satu diantara dua kata yang kami sodorkan. misalnya, *Bandung atau Jogja ? *es teh atau kopi ? *Pungky atau Ica ? *biru atau merah ? *statistik atau penelitian kualitatif ? dua kata itu kami sodorkan dengan syarat : mereka tidak boleh berfikir untuk menjawabnya lebih dari tiga detik. jadi tanya jawab ini kami lakukan dengan sangat cepat. dan ? terbukti. apa yang mereka pilih adalah apa yang mereka suka atau apa yang berhubungan dengan hidupnya. karena kami memang sengaja memasukan salah satu dari dua kata itu adalah hal-hal yang kami tau memiliki hubungan dengan si penjawab. entahlah, permainan tadi menurut saya membuktikan. bahwa faktor subjektifitas memengaruhi pendapat bahkan hal yang 'paling' dalam hidup ini. ketika berfikir, ketika bicara, ketika memilih bahkan ketika menulis. seringkali faktor subjektifitas memengaruhi.

memang hanya permainan yang dibuat oleh saya dan pacar saya. tapi, biarlah subjektifitas saya menganggap permainan tersebut efektif untuk membuktikan apa yang saya lihat dan apa yang saya pikirkan tentang subjektifitas itu sendiri.

tapi, satu hal. di luar benar atau tidaknya apa yang jabarkan di atas. semoga subjektifitas seseorang tidak terlalu banyak menimbulkan senggang antara individu. manusia hidup sosial. pikiran berbeda ada di kanan dan kiri. mengerti bagaimana subjektifitas orang lain tanpa harus memaksakan subjektifitas sendiri kiranya hal yang cukup bijaksana. karena dunia bukan punya segelintir individu saja. kebenaran dan kesalahan pun ada dengan definisi yang berbeda-beda pada banyak hal. purwokerto, 1 september 2010 tulisan ini subjektif. tidak berdasarkan sumber apa-apa. hanya penelitian dua mahasiswa yang tidak terbukti akurasinya. jadi masalah benar atau salahnya. jangan terlalu dipercaya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun