Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bapak Ibu guru yang saya hormati,
Biasanya tradisi guru dipenuhi Rasa bangga sebagai guru, yang hari ini terbagi-bagi secara kasta Pengawas,Kepala Sekolah, PNS, Honorer, Swasta, guru di bawah kementrian pendidikan dan agama dipenuhi oleh rasa bangga perjuangan tahun demi tahun yang sangat berpeluh dengan gap kesejahteraan yang minim.
Rasa bahagia dan senang karena hari ini kami di anggap spesial oleh siswa. tapi tenang saja hari ini hal itu masih terjadi, namun dengan pidato menteri pendidikan yang baru, kami yang menurutnya sudah korban makin jadi korban, kali ini oleh siswa sendiri, saut-saut satu dua orang siswa mendengar pidato menteri pendidikan yang sangat ringkas dan inspiratif.
Saya langsung saja mulai pidato saya...
Guru Indonesia tugas anda yang termulia itu sudah pasti, kesulitan apapun kami hadapi mulai dari program pembelajaran hingga target nilai yang harus di hadapi siswa-siswi kami, tidak lain itu adalah tugas maha penting dengan harapan siswa kami dapat hidup lebih baik dikemudian hari.
Guru ditugasi membentuk masa depan, namun guru yang paling akhir di perhatikan, agenda korupsi dan politik jadi program nomor satu di negeri ini, dan untuk guru itu hanya terjadi di tahun politik saja, namun saat ini tak terealisasi.
Guru membantu menghadapi kesulitan di kelas, tapi kami harus menghadapi kenyataan sistem pengangkatan guru hari ini jauh dari kata ideal. banyak teman yang mengabdi sangat lama, namun statusnya belum jelas namun harus siap di geser oleh hasil seleksi CPNS dengan fresh graduate di usia dibawah 35 tahun dan tak ada syarat pengalaman mengajar dalam proses seleksinya.
Guru tahu betul potensi anak didiknya, namun harus terkendala oleh kondisi kesejahteraan yang jauh dari ideal, ada guru yang masih digaji 300 perbulan, berita guru dipecat karena meminta gaji yang sudah ditunggak oleh yayasan masih kami dengar beritanya hari ini.
Anda bukan hanya ingin mengajak murid keluar kelas, namun anda berharap dari mereka juga tidak merasakan kesulitan yang mereka hadapi semenjak menjadi guru dan konsekwensi yang harus mereka ambil dari profesinya.
Anda  guru pasti frustasi, saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri guru yang mau pensiun namun statusnya masih guru honorer, sakit sakitan dalam kesulitan ekonomi namun statusnya masih guru swasta. mereka senang ada teman seprofesinya yang lebih sejahtera dari mereka, dengan jabatan yang mereka dapatkan saat ini, ya itu rezeki guru masing-masing kami tidak saling peduli.