Mohon tunggu...
Putri NajmunaA
Putri NajmunaA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Sukarapih Menyongsong Masa Depan yang Bebas Stunting: Menguak Tantangan dan Upaya

5 September 2023   09:14 Diperbarui: 5 September 2023   09:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Sukarapih, 1 September 2023 - Masalah stunting pada anak-anak tetap menjadi sorotan utama di Desa Sukarapih, sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 26 Juli-27 Agustus kami mendalaminya lebih lanjut dengan melihat faktor-faktor yang mendorong stunting di desa ini, serta upaya konkret yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. Desa Sukarapih, yang terdiri dari tujuh kampung dan telah mengambil langkah signifikan dengan meratakan distribusi Posyandu. Saat ini, ada delapan Posyandu yang tersebar merata di seluruh kampung. Ini merupakan tindakan penting yang bertujuan untuk memberikan akses yang setara kepada seluruh warga, terutama ibu hamil dan anak-anak, ke layanan kesehatan yang sangat penting. 

Posyandu adalah pusat kesehatan masyarakat yang berperan sangat penting dalam pemantauan pertumbuhan balita untuk memberikan pelayanan kesehatan serta konseling gizi kepada ibu hamil. Mereka secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan per bulan, memberikan Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat. Meskipun upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan, masalah stunting tetap menjadi perhatian serius di Desa Sukarapih. Data terakhir yang diperoleh pada bulan Juli 2023 mencatat adanya enam kasus stunting di desa ini. 

Dari beberapa Desa di kecamatan Tambelang, Desa Sukarapih adalah desa yang paling banyak kasus Stunting, Ini menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang mendasar yang perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini.

Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Puskesmas dan Posyandu setempat telah berperan aktif dalam melihat faktor-faktor yang berkontribusi pada stunting di desa ini. Observasi langsung telah dilakukan untuk memahami secara mendalam beberapa faktor utama:

1. Lingkungan Rumah yang Tidak Mendukung
Hasil observasi menyoroti bahwa lingkungan rumah balita penderita stunting di Desa Sukarapih dapat memengaruhi kesehatan mereka. Lingkungan yang tidak sehat dan tidak aman dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan balita. Upaya telah diambil untuk memastikan rumah-rumah di desa ini memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat bagi balita.

2. Faktor Ekonomi yang Rendah
Masalah ekonomi keluarga adalah salah satu faktor penting yang berkontribusi pada stunting. Keluarga dengan pendapatan terbatas mungkin kesulitan memberikan nutrisi yang memadai bagi anak-anak mereka. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah desa telah memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang membutuhkan dan memberikan pelatihan keterampilan untuk membantu meningkatkan penghasilan keluarga. Program-program ini bertujuan untuk memberikan keluarga sumber daya ekonomi yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan anak-anak.

3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan yang rendah, khususnya di antara lulusan SMP dan SMK, juga menjadi perhatian serius. Kurangnya pengetahuan tentang pola makan yang sehat dan perawatan anak dapat memengaruhi kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah desa telah meluncurkan program pendidikan kesehatan dan nutrisi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang seimbang.

Peran Posyandu yang Aktif dalam Melihat Perkembangan Anak

Posyandu di Desa Sukarapih telah berperan sangat aktif dalam melihat perkembangan anak-anak secara berkala. Mereka secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan Pemantauan Tumbuh Kembang (PMT) yang diperlukan. Upaya ini bertujuan untuk mendeteksi dini masalah pertumbuhan dan memberikan intervensi yang sesuai. Namun, terdapat tantangan dalam mencatat data stunting yang lengkap. Beberapa orang tua di desa ini masih enggan membawa anak-anak mereka ke Posyandu, dan ada yang menolak untuk menerima diagnosis stunting. Sikap ini menjadi kendala dalam melacak dan mengatasi kasus stunting secara efektif.

Mengatasi Tantangan Stunting dengan Kolaborasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun