Mohon tunggu...
JUMANTO A L
JUMANTO A L Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

MY NAME IS JUMANTO ..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Asimetris Informasi dalam Pasar Uang sebagai Jargon Berbahaya untuk Stabilitas Sistem Keuangan

17 Oktober 2014   23:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:38 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terimakasih untuk Bank Indonesia sebagai Otoritas Moneter yang telah dengan susah paya melahirkan berbagai paket kebijakan moneter untuk mempertahankan Stabilitas Sistem Keuangan guna melahirkan sebuah perekonomian yang sehat dan tangguh.

[caption id="attachment_367100" align="aligncenter" width="267" caption="sumber : Bank Indonesia"][/caption]

Belum hilang diingatan kita tentang peristiwa Bank Century, yang membuat gempar dunia perbankan dan pasar uang. Bagaimana tidak, sebuah doktrin tentang kemungkinan adanya Bank Run, yang mebuat pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk melakukan bailout kepada Bank Century karena dianggap sebagai bankgagal bayar.

Bisa dibayangkan betapa kacaunya pasar keuangan saat itu, hanya karena sebuah tragedi asimetris informasi antara para pelaku pasar uang. Dan ini terjadi karena ekspansi masyarakat tentang kegagalan lembaga perbankan lebih cepat dari himbauan otoritas moneter, hal itu terjadi karena kekhawatiran yang berlebihan tentang adanya Bank Run secara besar – besaran.

[caption id="attachment_367101" align="aligncenter" width="521" caption="BANK CENTURY"]

14135372981917645937
14135372981917645937
[/caption]

Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengutip sebuah peryataan yang pernah dilontarkan oleh Bapak Muh.Jusuf Kala dalam sebuah acara diskusi ILC yang berbunyi ;

“Kita tak perlu khawatir tentang adanya Bank Run, karena mereka akan menyimpan uangnya dimana ketika mereka mengambilnya dari bank ? .. Toh, resiko kehilangan tanapa adanya ganti rugi menjadi lebih besar jika mereka menarik uangnya dari bank lalu menyimpanya sendiri. “

Kita telah pahami bersama bahwa stabilitas sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.

[caption id="attachment_367105" align="aligncenter" width="540" caption="HUBUNGAN STABILITAS SISTEMKEUANGAN DAN STABILITAS MONETER"]

1413537600605843199
1413537600605843199
[/caption]

Secara defenisi yang mengacu pada bank indonesia, Stabilitas Sistem Keuangan mempunyai beberapa defenisis umum yaitu:

Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”

Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”

Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Apabila sistem keuangan tidak bkerja dengan baik, maka perekonomian dapat menjadi tidak  efisien  dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai.Salah satu masalah krusial dalam  sistem  keuangan yang dapat menjadi yang dapat menjadi sumber instabilitas keuangan yakni adanya asimetris informasi dalam pasar uang.

Informasi Tidak Sempurna (Asimetris) adalah salah satu penyebab terjadinya kegagalan pasar. Selama ini asumsi ini tidak menjadi fokus perhatian dalam materi-materi ilmu ekonomi, yang lebih dianggap sebagai penyebab kegagalan pasar biasanya hanya monopoli, public goods ataupun eksternalitas (polusi dll).

Menariknya justru masalah Informasi inilah yang menjadi fokus perhatian penyebab krisis saat ini. Sejak awal ekonom senior AS, Joseph Stiglitz sudah memperingatkan bahwa informasi yang asimetris adalah faktor yang paling dominan dibalik kegagalan pasar dan sangat berbahaya bagi globalisasi.

Sebagai contoh ; peminjam (debitur) biasanya memiliki informasi yang lebih baik keuntungan dan kerugian potensial dari suatu proyek investasi yang direncanakan dibandingkan dengan pihak pemberi pinjaman  (kreditur). Dengan demikian, kreditur tidak dapat membedakan antara pinjaman yang sehat dan tidak sehat.

Diamkan Atau Perbaiki ?

Masalah asimetris informasi dapat menjadi masalah serius yang akan menggeser kestabilan Sistem Keuangan, perhatian akan kerangka masalah asimetris informasi merupakan hal yang penting bagi lembaga pemegang kebijakan. Ketika kualitas informasi yang diberikan atau diterima oleh pelaku pasar uang buruk, maka akan menjadi sumber penggangu Kestabilan Keuangan.

Oleh  karena  itu,  dalam  kerangka  kestabilan  sistem  keuangan, keberadaan instrumen kebijakan diharapkan dapat meminimalisir asimetri informasi yang terjadi dengan memperhatikan beberapa aspek penting di antaranya:

Manajemen Transaksi

Manajemen transaksi yang baik dalam pasar uang , diharapkan dapat mengatur  semua  transaksi  keuangan masyarakat (Debitur-Kreditur) baik berupa individu ataupun kegitan transaksi kelompok/lembaga.

Perilaku Pelaku Ekonomi

Merilaku para pelaku ekonomi, merupakan hal sentral terbentuknya asimetris informasi dalam pasar uang, sehingganya diperlukan suatu paket kebijakan untuk mengatur   perilaku     (behaviour)   individu-individu/pihak-pihak   dalam   lembaga keuangan.

Penyelesaian Konflik

Seperti permaslahan Bank Century yang hanya berawal dari masalah sistemik pembiyaan perbankan, menjadi masalah nasional yang melibatkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter. Bisa dibayangkan, sebuah bank dapat melibatan dua instruen sekaligus untuk pemecahan masalahnya, hanya karena peneylesaian konfliknya yang dibiarkan berlarut-larut.

Hal ini seharusnya harus diperhatikan agar pemegang kebijakandapat engambil langkacepat dalam menyelesaikan konflik yang terjadi diantara pihak -pihak dalam lembaga keuangan       secara efisien dan cepat. Dengan pengaturan pada ketiga cakupan aspek hukum       tersebut diarahkan agar kestabilan sistem keuangan dapat tercapai.

Peran Kelembagaan

Peran kelembagaan atau institusi dapat menanggulangi masalah ketidakpastian dengan memberikan jaminan atas ketidakpastian informasi terutama bila kualitas produknya ternyata dibawah dari yang diharapkan pembeli. Inilah yang tidak ada di pasar keuangan dunia selama ini. Konsumen hanya ditipu dengan produk investasi yang tidak bernilai sama sekali. Sementara faktor institusi kelembagaan diabaikan sama sekali bahkan dianggap mengganggu jalannya pasar.

Yang perlu diingat adalah, terdapat beberapa standar utama dalam mencimpatakn sistem keuangan yang sehat, seperti bagan dibawah ini :

[caption id="attachment_367108" align="aligncenter" width="540" caption="STANDAR UTAMA DALAM MENCIPTAKAN SSK YANG KUAT"]

14135379932043661543
14135379932043661543
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun